Nationalgeographic.co.id - Tarian itu diprakarsai oleh beberapa orang yang mengenakan sebuah senjata berbentuk tombak. Seolah bersiap untuk melakukan perburuan.
Pakaian mereka bermahkotakan hiasan kepala bulu cendrawasih dan tubuhnya penuh dengan lukisan etnik berwarna putih dan hitam. Sementara bagian bawahnya teruntai daun sagu.
Yang mereka tampilkan adalah Tari Wutukala. Itu merupakan tarian asal Sorong, Papua Barat, yang dimiliki oleh suku Moy dan biasanya dilakukan dalam berbagai acara seremonial adat mereka. Menurut halaman Indonesiakaya, Tari Wutukala biasanya dilakukan berkelompok atau berpasangan antara kaum pria dan wanita karena tari ini menceritakan sebuah aktibvitas tradisional yang memang dilakukan oleh pria dan wanita secara bersama-sama.
Baca Juga: Tampil Gemilang, Wayang Orang Daring Pertama Sirnaning Pagebluk
Pada awal tarian, para pria masuk terlebih dulu sambil membentuk sebuah formasi saat mereka sedang berburu ikan. Lalu, wanita masuk setelahnya dengan membawa sebuah tas bernama Noken asli Papua. Tas tersebut dipakai sebagai wadah penampung ikan hasil buruan.
Para wanitanya menggunakan pakaian yang serasi dengan para pria seperti rok dari daun sagu dan hiasan kepala yang terbuat dari burung cendrawasih.
Tarianya ialah gerakan mencari ikan. Diketahui bahwa sejak dulu, suku Moy sendiri merupakan suku di wilayah pesisir Sorong yang memang mempunyai mata pencaharian utama sebagai nelayan.
Tarian ini bukan tanpa makna, para pasangan yang sedang berburu mengalami kesulitan menangkap ikan dengan senjata tombaknya. Karena sulit ditangkap, mereka terancam tidak mendapat bahan makanan.
Kemudian, memasuki babak unik pada tarian ini, para pasangan itu pun merubah cara menangkap ikan. Mereka berinovasi menambahkan akar tuba. Suku Moy percaya bahwa akar tuba yang telah ditumbuk dapat mengandung sejenis 'racun' ringan yang membuat ikan-ikan pusing dan mudah ditangkap.
Setelah itu, panen ikan terjadi dan para wanita mulai menangkap ikan-ikan yang bermunculan di air. Hasil panen pun mereka bagikan ke seluruh masyarakat suku Moy.
Baca Juga: Mitologi Kraken, Mahluk Laut Raksasa yang Ditakuti Para Pelaut
Secara garis besar, Tari Wutukala ialah tradisi penting yang menjadi bagian kehidupan dari Suku Moy. Tarian ini adalah sebuah peringatan atas inovasi yang mereka temukan dalam mata pencaharian umum suku Moy.
Makna dari tari ini ialah ucapan syukur atas berkat yang diberi Tuhan kepada suku Moy. Hal ini juga menunjukkan sebuah sikap terbuka yang dimiliki suku Moy terhadap berbagai perubahan kehidupan yang terjadi.
Biasanya, tarian ini dilakukan oleh seorang tetua adat dan diikuti oleh beberapa pemuda yang menggambarkan semangat suku Moy dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Source | : | Indonesia Kaya |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR