Meskipun dipercaya memiliki banyak nutrisi untuk menyuburkan tanaman, kotoran sapi tetaplah sesuatu yang kotor dan dianggap berbahaya bagi manusia. Terlebih jika tidak ditangani dengan benar. Tapi apa yang terjadi di India ini, mungkin akan membalikkan semua praduga kita.
Dalam sebuah ritual yang telah dilakukan secara turun-temurun, para orangtua di desa Betul, Madhya Pradesh, menceburkan anak-anak mereka ke dalam kotoran sapi.
Dilansir dari Mirror, mereka percaya bahwa ritual ini akan melindungi anak-anak mereka dari berbagai jenis penyakit dan bisa membawa keberuntungan.
(Baca juga: Festival Songkran dan Mengapa Air Menjadi Jantung Kebudayaan Thailand)
Biasanya, beberapa minggu sebelum ritual, warga lokal akan berbondong-bondong mengumpulkan kotoran sapi dan menumpuknya di satu tempat.
Pagi di hari H, mereka akan mengirim doa-doa khusus kepada dewa-dewa Hindu dan mulai menceburkan anak-anak mereka di atasnya ketika senja tiba. Tak hanya itu, mereka juga membasuh sekujur tubuh anak-anak mereka dengan kotoran sapi.
Ritual ini biasanya dilakukan sehari setelah upacara Diwali, upacara terbesar masyarakat Hindu di India. Tradisi yang biasanya diikuti oleh anak-anak yang berusia minimal satu tahun ini akan berakhir ketika fajar tiba atau hingga seluruh anak-anak di desa telah diceburkan.
Selain memberikan perlindungan kesehatan, warga setempat juga percaya, “kemurnian” kotoran sapi akan membawa keberuntungan bagi anak-anak mereka. Melihat bahwa ritual ini telah dilakukan selama ratusan tahun, warga setempat sepertinya sangat mempercayai khasiatnya.
(Baca juga: La Tomatina, Tradisi “Mandi” Tomat yang Kontroversial)
Di India, di mana mayoritas masyarakatnya memeluk Hindu, sapi dianggap sebagai salah satu binatang paling suci. Mereka memuja dan menyembahnya dengan khidmat.
“Kotoran dan kencing sapi juga dianggap sebagai desinfektan pada masa India kuno dan digunakan untuk membersihkan rumah,” tulis sebuah artikel yang diterbitkan Quora.
“Dengan demikian, sapi telah menyediakan makanan, bahan bakar, desinfektan, dan pupuk untuk orang-orang.”
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR