Nationalgeographic.co.id—Ular bisa berjalan di atas pasir, melompat di antara pepohonan, dan bergelombang di bawah air. Lalu sekarang ilmuwan telah mencatat cara yang baru bagi ular bergerak. Yakni membentuk lingkaran, seperti tali laso.
Reptil ini adalah ular pohon cokelat yang menghuni pepoohonan di Australia, Papua Nugini, dan beberapa kepulauan Pasifik. Tampaknya reptil ini tidak sengaja terangkut ke Guam setelah Perang Dunia Kedua. Kemungkinan ular-ular itu diangkut oleh kapal kargo.
Seorang ahli ekologi asal Colorado State University, Julie Savidge dan Tom Seibert pada 2016 mengadakan survei geologi di Amerika Serikat. Memasang silinder logam selebar delapan inci di dasar kotak sarang burung di laboroatorium ular pohon cokelat.
Keduanya mengira bahwa ular cokelat tidak bisa naik ke silinder untuk memangsa jalak mikronesia. Namun, pada kenyataannya mereka keliru. Kamera video yang ditempatkan dekat kotak sarang burung percobaan itu menunjukkan bahwa ular itu mengikat tubuhnya di sekitar tiang. Membentuk laso dan menggoyangkan badanya ke atas.
“Kami hanya saling memandang karena terkejut. Maksud saya, ini bukanlah sesuatu yang seharusnya bisa dilakukan ular, ”kata Seibert kepada National Geographic.
Baca Juga: Eksploitasi Perdagangan Satwa Sebabkan Populasi Poksai Mantel Langka
Savidge dan Seibert menjuluki temuan perilaku ini sebagai "penggerak laso" dan merinci mekanismenya pada sebuah makalah terbitan Januari di Current Biology. Gerakan ini merupakan jenis kelima dari ular yang diakui secara resmi. Selain bujursangkar, bergelombang lateral, membelok ke samping, dan bergerak memanjat seperti akordeon.
Source | : | national geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR