Nationalgeographic.co.id—Roh rubah dikenal dengan nama Kitsune di Jepang, Kumiho di Korea dan Huli Jing di Tiongkok. Pada dasarnya mereka adalah mahluk yang sama tapi dengan sedikit perbedaan karena wilayah yang berbeda.
Pada ketiga budaya itu, sebagian besar cerita roh rubah dipandang sebagai mahluk yang jahat. Mereka dikenal berdampak buruk bagi manusia yang bertemu dengannya. Roh rubah mendekati manusia untuk menyedot kekuatan hidup mereka dan bahkan memakan dagingnya. Dengan demikian, roh rubah dapat memiliki semua ingatan, pengetahuan, dan bentuk manusia yang dimakan olehnya.
Semakin tua umur roh rubah maka ia akan menjadi semakin kuat. Setelah memperoleh masa hidup dari manusia dan berusia 500 tahun ia akan menumbuhkan ekor ekstra untuk tiap usia 100 tahun. Rubah paling tua yang banyak jadi legenda ialah rubah berekor sembilan yang usianya mencapai 900 tahun.
Roh rubah yang paling umum dikenal dan populer adalah Kitsune dari Jepang, ia bisa laki-laki maupun perempuan, meskipun lebih umum jadi perempuan.
Nama kitsune, menurut Ancient Origins berasal dari dua kata, "Kitsu" yang berarti suara yang dibuat rubah tapi juga bisa "kemarilah" dan "Tsune" yang berarti "selalu" atau juga warna "emas" atau kata "energi" tergantung pada kanji yang digunakan. dan "Ne" adalah versi feminin untuk mengekspresikan atau menekankan suasana hati yang baik dalam Bahasa Jepang, seperti shiawase-ne! (saya sangat senang) atau li-ne! (bagus)
Jadi Kitsune bisa berarti "selalu emas" atau "selalu berenergi/bersemangat" tergantung bagaimana menafsirkannya.
Baca Juga: Riset: Pandemi COVID-19 Memang Membuat Langit Jadi Lebih Bersih
Ada tiga jenis Kitsune di Jepang. Masing-masing memiliki karakteristik khusus yang membuatnya sedikit unik. Pertama Youko, ia sebenarnya bukan roh rubah tapi iblis yang telah mengambil bentuk rubah. Sebuah puisi dari Huli Jing mengatakan bahwa Youko terdengar seperti bayi, ketika seseorang mendengar dan menyelamatkan bayi itu justru dia akan dimakan.
Kedua adalah Myoubu, ia adalah roh rubah yang menyejajarkan diri dengan utusan Inari O-kami, salah satu Tuhan dalam budaya Jepang. Myoubu dapat melakukan kejahatan, tapi di sisi lain ia akan membantu para penyembahnya. Patung Myoubu dapat ditemukan di kuil dan kuburan mengenakan oto merah yang khas.
Kemudian yang terakhir, Nogitsune. Rubah yang berinteraksi langsung dengan manusia, mereka bisa baik atau buruk. Nogitsune tidak selaras dengan Inari O-kami sehingga dianggap liar. Mereka dapat melakukan apapun dan tidak bergantung pada karma.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR