Sedangkan ledakan kedua terjadi pada torpedo yang tersisa, dan lebih besar dari sebelumnya.
Senada dengan Mizokami, berdasarkan penyelidikan resmi Rusia bahwa ledakan torpedo yang menjadi kemungkinan besar penyebabnya. Selain itu militer Rusia, melansir dari Britannica, bahan bakar cair dalam misil yang digunakan Kursk diketahui tidak stabil.
Mereka berasumsi bahwa setelah ledakan pertama terjadi, kapten sedang berusaha menaikan kapal selam ke permukaan. Tetapi ledakan kedua yang disinyalir lebih besar merobek bagian depan kapal dan lumpuh total.
Catatan yang ditulis oleh Kapten Kolesnikov ditemukan para penyelam dari kantongnya. Seperti yang dilaporkan sebelumnya, para penyelam menemukan 23 mayat yang tewas di sebuah ruangan.
Komandan Angkatan Laut Rusia, Vladimir Kuroyedov mengungkapkan bahwa catatan itu ditulis dengan jelas, seolah-olah ditulis di ruangan yang terang. Tetapi selanjutnya catatan itu, hampir tidak terbaca lagi, catatan itu ditulis "dengan perasaan".
Pernyataan itu diungkapkan Kuroyedov dalam upacara penyalaan lilin pada 27 Oktober 2000, dikutip dari The New York Times.
Catatan itu menggambarkan bahwa dua atau tiga awak mencoba melarikan diri dari kapal selam lewat pintu darurat yang dibangun khusus di ruang sembilan. Ruangan itu sendiri adalah tempat yang selama berkumpul.
Baca Juga: Kapal Selam Victor Vescovo Pernah Menyelam ke Kedalaman 11.000 Meter
"Seperti yang kita ketahui, upaya itu gagal," Laksamana Mikhail Motsak, pimpinan kepala Angkatan Laut Rusia di upacara itu. "Mungkin karena sudah terisi air."
Temuan catatan itu membuat orang Rusia di malam upacara itu kecewa dengan pemerintah merka. Tragedi ini menjadi pukulan dahsyat atas kejayaan militer Rusia, dan reputasi Vladimir Putin yang baru terpilih sebagai presiden.
Putin dikritik berbagai pihak karena kurang pekanya pada isu. Sebab ia enggan mempersingkat liburannya untuk menangani masalah ketika Kursk tenggelam.
Source | : | The New York Times,britannica,Popular Mechanics,The Guardian |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR