Nationalgeographic.co.id - Juli 1969, merupakan ekspedisi pertama manusia tiba di Bulan dalam misi Apollo 11. Sejak saat itu, manusia mulai berambisi untuk memperluas cakupan tapak kakinya lewat berbagai misi.
Berdasarkan rilis terbaru NASA, mereka berencana untuk membuat projek pembangunan pos singgah di Bulan pada 2024 hingga 2025. Rencananya, projek yang disebut Lunar Gateway ini menjadi batu loncatan manusia untuk menapakan kakinya ke Mars.
Melansir SciTechDaily, Gateway NASA juga akan menjawab kekhawatiran para astronom terkait perjalanan luar angkasa, yakni lewat pengukuran tingkat radiasi di dalam pesawat antariksa dengan berbagai detektor yang canggih.
Baca Juga: Astronot Apollo 11 yang Terlupakan, Michael Collins Wafat di Usia 90
Sebab, radiasi luar angkasa adalah yang menjadi perhatian utama untuk kesehatan, keselamatan, dan keberhasilan awak selama misi eksplorasi, karena dapat menyebabkan risiko kesheatan yang cukup besar untuk para astronot.
"Menerbangkan muatan sains ini ke dalam Gateway adalah langkah signifikan yang memungkinkan para peneliti dan insinyur untuk memahami seberapa baik pesawat antariksa dapat melindungi astronot ketika tinggal di luar angkasa," kata Dina Contella, manager for Gateway Mission Integration and Utilization, Minggu (25/04/2021).
Paparan partikel di luar atmosfer dan medan magnet Bumi dapat berdampak pada kesehatan seperti peningkatan risiko kanker, perubahan fungsi dan perilaku motorik, dan efek jaringan degeneratif.
Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang kerap disanggahi manusia selama 20 tahun itu masih berada di orbit rendah bumi. Sehingga risiko terpapar radiasi masih rendah. Berbeda dengan perjalanan panjang untuk dilakukan ke Bulan atau Mars.
Baca Juga: NASA Bikin Peta Endapan Es di Mars, Jadi Pedoman Pencarian Sumber Air
Source | : | nasa.gov,Vice,SciTechDaily |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR