"Ini bukan sekedar pertanyaan dasar, itu lebih luas. Tujuannya adalah untuk mendorong diskusi publik soal topik-topik ini [perkembangan teknologi] daripada hnya memungkinkan untuk membuat alat dari semua teknologi yang berbeda untuk menghasilkan uang saja."
National Geographic Indonesia sebelumnya memberitakan, para ilmuwan sudah menemukan kecerdasan buatan yang mampu memainkan gim era 80-an. Hasilnya, alat itu mampu melampaui skor manusia dalam beberapa permainan.
Baca Juga: Kecerdasan Buatan Melampaui Skor Manusia Memainkan Gim Era 80-an
Kecerdasan buatan yang mampu melampaui manusia lewat gim itu ditujukan untuk kondisi yang rumit. Sehingga, memungkinkan teknologi yang bisa mengevakuasi korban bila terjadi bencana.
Meski demikian, kecerdasan buatan juga memiliki risiko untuk diretas demi kepentingan yang bisa merugikan manusia. Ancaman itu bisa timbul apabila penemuan tidak praktis dan memiliki celah yang rentan bagi kecerdasan buatan itu sendiri.
"Ujung-ujungnya timbul lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban,” ujar Miles Brundage, peneliti Oxford Future of Humanity Insitute, Maret 2018.
Baca Juga: Peneliti: Kecerdasan Buatan Berisiko Disalahgunakan oleh Peretas
Pencipta Ai-Da berharap keberadaan di sini akan membuat kita lebih memikirkan peran teknologi, khususnya AI, dalam kehidupan kita sehari-hari. "Jika Ai-Da melakukan hanya satu hal penting, itu akan membuat kami mempertimbangkan buramnya hubungan manusia-robot," kata Lucy Seal, peneliti pengembangan Ai-Da, dalam majalah BBC Science Focus.
"Dan mendorong kami untuk berpikir lebih banyak secar hati-hati dan lebih lambat terkait pilihan yang kita buat demi masa depan kita."
Source | : | Live Science,BBC,The Guardian |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR