Penggunaan tebu sebagai bahan bakar kendaraan pengganti minyak dari fosil punya efek samping yang menggembirakan: menurunkan temperatur udara. Demikian dilaporkan oleh para ilmuwan hari Minggu kemarin.
Penurunan temperatur tersebut disebabkan oleh kemampuan tanaman tebu untuk memantulkan sinar matahari serta melepaskan kelembapan ke udara. "Tanaman itu mengambil kelembapan dari tanah dan memancarkannya ke udara sebagai bagian dari proses fotosintesis," kata pemimpin studi Scott Loarie dari Carnegie Institution for Science.
Loarie, yang studinya diterbitkan dalam Nature Climate Change, menambahkan bahwa efek pelepasan kelembapan ini memiliki efek yang lebih besar daripada pemantulan sinar matahari.
Saat ini, seperempat kendaraan bermotor di Brazil menggunakan bahan bakar nabati yang dibuat dari tebu. Bahan bakar tersebut mencegah efek rumah kaca akibat pelepasa karbon dioksida ke atmosfer, yang menyebabkan perubahan iklim global. (Sumber: Reuters)
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR