Strategi baru untuk mengendalikan wabah demam berdarah perlu disusun. Pasalnya, penggunaan insektisida tidak dapat diandalkan.
Hasil studi terbaru yang dipublikasikan dalam The Lancet, sebuah jurnal medis di Internet, mengungkapkan bahwa pendekatan yang salah dalam pembasmian nyamuk Aedes aegypti justru dapat memperburuk epidemi demam berdarah.
Selama ini, target pembasmian menggunakan insektisida diutamakan pada larva nyamuk, bukan nyamuk dewasa. Cara ini memang efektif untuk jangka pendek namun dalam jangka panjang dapat menimbulkan resistensi pada nyamuk dan penurunan kekebalan tubuh manusia, terutama di daerah urban.
Menurut Paula Mendes Luz dari Oswaldo Cruz Foundation, upaya mengontrol larva dalam jangka setahun bisa jadi
kontra produktif bahkan memeperbukuruk epidemi. "Karena dalam
tahun-tahun mendatang nyamuk akan menjadi resisten terhadap
insektisida," kata Luz. Ini serupa dengan peristiwa penggunaan DDT pada
tahun 50an dan 60an yang terbukti tidak efektif mengatasi berjangkitnya
wabah dalam jangka panjang.
Simpulan tersebut diungkapkan, setelah Luz menggunakan matematika dan model komputer untuk mensimulasikan dampak beberapa strategi pembasmian nyamuk Aedes aegypti dalam jangka lima tahun ke depan.
"Cara paling efektif untuk mengontrol epidemi demam berdarah adalah dengan membunuh nyamuk dewasa," kata profesor Eduardo Massad, ahli dari School of Medicine, University of Sao Paulo, Brazil. Sebab cara ini selain efektif dalam membunuh nyamuk, juga meminimalkan kemungkinan nyamuk menjadi resisten terhadap insektisida. (Sumber: The Lancet, MNN)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
2024 JILF x JakTent: Sarana Menggarap Isu-isu Sastra Mutakhir
KOMENTAR