Nationalgeographic.co.id—Tim dari Natural History Museum (NHM), London mengumumkan pada National Astronomy Meeting pada 23 Juli 2021 bahwa Penjelajah ExoMars "Rosalind Franklin" tengah dipersiapkan untuk memburu meteorit di Planet Mars. ExoMars Rosalind Franklin sebelumnya direncanakan akan diluncurkan sekitar bulan Juli atau Agustus 2021, namun hingga saat ini masih ditunda.
Dalam presentasinya pada pertemuan tersebut, tim NHM sedang membuka jalan bagi penjelajah masa depan Mars tersebut untuk mencari meteorit. Para ilmuwan menggunakan koleksi meteorit yang lebih luas untuk menguji instrumen spektra yang ditujukan untuk penjelajah ExoMars Rosalind Franklin. Untuk kemudian mengembangkan alat untuk mengidentifikasi meteorit di permukaan planet merah.
Permukaan kawah planet merah, seperti diketahui, memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Mencari batu di antara lebih banyak batu mungkin tampak seperti kegiatan yang sia-sia. Meskipun demikian, penjelajah Mars secara statistik memiliki tingkat keberhasilan "find per mile" atau menemukan per mil, yang jauh lebih tinggi daripada perburuan meteorit khusus di Bumi.
Untuk setiap kilometer yang ditempuh oleh penjelajah Mars, sekitar satu meteorit ditemukan. Meskipun penjelajah tersebut tidak tidak secara khusus mencari meteorit hingga saat ini.
Namun, sebagai bagian dari misi ExoMars Badan Antariksa Eropa dan Rusia yang akan datang, penjelajah berikutnya yang bernama Rosalind Franklin, yang diambil dari nama ahli kimia yang terkenal karena karya perintisnya tentang DNA, akan menelusuri permukaan Mars untuk mengambil sampel tanah, termasuk meteorit. Selanjutnya, sampel akan dianalisis komposisinya untuk mencari bukti kehidupan masa lalu atau sekarang yang terkubur di bawah tanah.
Sara Motaghian, mahasiswa PhD di NHM dan Imperial College London yang melakukan penelitian tersebut mengatakan, meteorit adalah bukti penting yang dapat membantu kita memahami kehidupan di sebuah planet. Begitu meteorit mendarat di sebuah planet, ia mengalami kondisi atmosfer yang sama dengan permukaan lainnya.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Para Ilmuwan Memetakan Interior Planet Selain Bumi
Pelapukan kimia dan fisik dapat memberikan informasi tentang tingkat pelapukan iklim dan interaksi air-batuan, ukuran dan distribusi meteorit dapat membantu menyimpulkan informasi tentang kepadatan atmosfer, dan meteorit berbatu bisa menjadi mekanisme pengiriman potensial bahan organik ke Mars.
"Meteorit bertindak sebagai lempeng yang melintasi waktu geologis," tulisnya dalam rilis Royal Astronomical Society.
Menurutnya, umumnya, permukaan Mars yang dijelajahi sangat kuno, artinya ada miliaran tahun bagi permukaan (Mars) untuk berinteraksi dengan meteorit tersebut dan mengunci informasi dari seluruh masa lalu Mars.
Baca Juga: Studi Baru, Bukti Kehidupan Purba di Mars Mungkin Telah Terhapus
Tim tersebut secara khusus melihat penggunaan pencitraan multispektral dengan instrumen PanCam. Mereka berharap dapat menyoroti fitur dalam gambar yang dapat dikaitkan dengan meteorit saat penjelajah bergerak melintasi permukaan. Mereka juga menyelidiki kemungkinan menggunakan teknik pengenalan pola untuk membedakan fitur seperti pola Widmanstatten, yang dapat diungkapkan oleh pelapukan ekstrem.
Badan Antariksa Eropa dan Rusia awalnya menjadwalkan ExoMars Rosalind Franklin akan diluncurkan pada tahun 2020. Namun ditunda karena masalah teknis dan kekhawatiran yang meningkat atas pandemi virus corona.
Rosalind Franklin kemudian dijadwalkan lagi pada Juli-Agustus 2021, namun para insinyur yang terlibat tidak dapat mempersiapkannya tepat waktu. Karena perjalanan Bumi-Mars hanya dapat dilakukan ketika planet-planet sejajar, peluang robot berikutnya tidak akan terjadi hingga 2022.
Setelah diluncurkan nantinya, setelah penjelajah mencapai Mars pada tahun 2023, tim berharap bahwa pekerjaan mereka akan memungkinkan meteorit di permukaan dipelajari lebih lama. Penjelajah Rosalind Franklin akan membantu membangun pemahaman yang lebih lengkap tentang permukaan Mars dan sejarahnya, termasuk kemungkinan adanya kehidupan di Mars.
Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Robot Penjelajah Tiongkok Mendarat di Mars
Source | : | Royal Astronomical Society |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR