Penyelenggaraan Solo Batik Carnival (SBC) 2011, yang memasuki tahun keempat, sudah di depan mata. Pada hari Sabtu (25/6) besok, 324 kostum, mengambil tema legenda, yang dibuat dari bahan batik itu bakal menghiasi kota Solo.
Solo memang mengidentifikasikan dirinya dengan batik. Menurut Bandung Mawardi, seorang tokoh pengelola Jagat Abjad Solo, seperti dikutip Solo Pos, batik menjelma sebagai ikon dan mozaik riwayat Solo, Jawa dan Indonesia dalam gerak perubahan zaman.
"Solo adalah kota batik yang digaungkan sebagai klaim historis-kultural dan ekonomistik. Hajatan besar ini (Solo Batik Carnival) menyihir, mengundang antusiasme untuk mengisahkan batik," katanya.
Momentum SBC kali ini tergolong istimewa, karena untuk pertama kalinya dilangsungkan malam hari dan dikemas secara megah. "Kegiatan SBC tahun ini berbeda dengan sebelumnya, karena digelar pada malam hari, mulai pukul 19.00 WIB hingga selesai," terang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Purnomo Subagyo di Solo, Selasa (21/6) lalu.
Salah satunya, panggung pemberangkatan di Purwosari akan ditata dengan setting menyerupai gua. Sepanjang rute yang dilalui peserta mulai dari Purwosari hingga Balai Kota Solo akan dihias dan dilengkapi pencahayaan yang apik lagi spektakuler. Ruas jalan utama Jalan Slamet Riyadi Solo juga ditutup untuk umum saat kegiatan Solo Batik Carnival.
Karnival akan menampilkan antara lain legenda Ratu Kencana Wungu bersama replika Candi Bentar, legenda Ande-ande Lumut dengan simbol kepiting raksasa, dan legenda Roro Jonggrang berupa stupa setinggi sekitar empat meter. (Sumber: Kompas, Solo Pos)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
KOMENTAR