Agenda perdana menjadi Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya meluncurkan program Proklim dan Pengelolaan Bangunan Ramah Lingkungan, di National Summit Perubahan Iklim 2011 di Sanur, Denpasar, Senin (24/10). Proklim adalah program yang memberikan pengakuan terhadap partisipi aktif masyarakat yang telah melaksanakan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Program ini bisa mendukung target penurunan emisi gas rumah kaca hingga 26 persen.
Dalam sambutan pembukaan acara tersebut, Balthasar mengatakan program ini merupakan langkah nyata sebagai upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang dimulai dari tingkat masyarakat hingga meluas. "Kami berharap banyak terhadap keterlibatan seluruh provinsi hingga kabupaten/kota untuk memotivasi masyarakatnya."
Ia menambahkan proklim ini sebenarnya sudah banyak dilakukan sebagian masyarakat peduli lingkungannya. Banyak masyarakat sadar dengan banyak menanam tanaman hingga menjadikan kampungnya sebagai kampung dengan warga sadar lingkungan yang hijau itu sehat.
Meski masih terbata-bata dalam menjelaskan persoalan proklim tersebut, Balthasar menjanjikan adanya intensif atau penghargaan terhadap masyarakat yang benar-benar menerapkan proklim ini. "Ya, kami pikirkan dulu karena anggarannya belum ada," katanya cepat ketika ditodong berbagai pertanyaan oleh wartawan.
Ia menyadari banyak masyarkat mulai sadar lingkungan dan memperbaiki rumah tinggalnya dengan memperbanyak tanaman sehingga sejuk. Namun, ini perlu dorongan dan motivasi agar terus meluas ke seluruh lapisan masyarakat. "Ya, memang butuh waktu sedikitnya 10 tahun untuk bisa meluas," ujarnya.
Dalam brosur Proklim dari Kementrian Lingkungan Hidup, dicontohkan
beberapa foto mengenai kegiatan adaptasi mitigasi proklim tersebut.
Yakni, antara lain, tampungan air, kontruksi antisipasi abrasi air laut,
desain rumah panggung, penanaman mangrove, lubang resapan biopori,
serta mikrohidro. (Ayu Sulistyowati, Robert Adhi)
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR