Para peneliti dari Oregon State University (OSU) berhasil menemukan fosil lalat-kelelawar pengisap darah di lokasi penambangan La Búcara, Republik Dominika. Fosil ini ditemukan dalam kondisi membeku di dalam getah pohon dan diperkirakan berusia 20-30 juta tahun.
Ketika ditelaah lebih lanjut, para peneliti menemukan jika lalat-kelelawar ini juga membawa penyakit malaria. Ini membuktikan jika malaria merupakan penyakit purba yang sudah hadir di Bumi sejak 20 juta tahun lalu.
Malaria merupakan penyakit yang menimbulkan demam tinggi, tubuh menggigil, gejala seperti flu, dan anemia. Penyakit ini disebabkan parasit akibat gigitan nyamuk Anopheles. Setelah infeksi terjadi, parasit yang masuk ke tubuh masuk ke dalam aliran darah menuju lever. Di situ, parasit akan berkembang dan berubah bentuk sehingga akhirnya menginfeksi sel darah merah.
"Lalat-kelelawar ini merupakan contoh spesifik evolusi yang luar biasa, binatang yang sudah mulai berevolusi dengan kelelawar dan tidak ditemukan di tempat lain," kata profesor Zoologi OSU George Poinar, Sabtu (4/2).
Namun, ditegaskan para peneliti yang terlibat jika lalat-kelelawar ini bukanlah makhluk yang umum ditemukan di sembarang tempat. Dan tidak semuanya mengisap darah. Meski demikian, spesies ini memang tersebar di belahan dunia lain dengan bentuk yang berbeda. (Sumber: International Bussines Time, U.S. National Library of Medicine)
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR