Balai Besar Penelitian Pengembangan Pengelolaan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Indonesia berhasil mengembangkan kue brownies dari limbah ikan lele. Inovasi baru ini lebih mengandung nutrisi dibanding brownies pada umumnya.
Kartika Winta, Pelaksana Balai Besar Penelitian Pengembangan Pengelolaan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Indonesia mengatakan, brownies ikan lele ini memiliki nilai tambah gizi yakni kalsium dan protein. Untuk itulah sangat baik untuk pertumbuhan dan kesehatan tulang.
"Kalau brownies biasa hanya mengandung lemak, sedangkan brownies ikan lele mengandung kalsium dan protein," ujar Kartika di Pantai Depok Yogyakarta, Rabu (15/2).
Kartika menambahkan, limbah ikan lele belum banyak diolah menjadi produk bermanfaat. Padahal limbahnya yakni dari kepala,tulang, daging, sirip, dan kulitnya bisa diolah menjadi brownies. Bahkan bisa menjadi biskuit kering, dan keripik.
Pengolahan brownies ini menggunakan teknologi pengolahan nilai tambah produk perikanan. Brownies limbah ikan lele ini diambil dari kepala ikan. Sebanyak 38 persen limbah ikan lele digunakan sebagai campurannya. Sementara itu bahan brownies lainnya adalah tepung, telur, dan bahan pembuat kue lainnya.
Selain untuk kesehatan, pembuatan brownies ikan lele juga merupakan cara untuk menambah produk perikanan. "Masih banyak masyarakat yang belum paham tentang mengolah hasil perikanan. Padahal produk perikanan mempunyai nilai tambah yakni untuk kesehatan dan ekonomi masyarakat," tambah Kartika.
Terkait dengan daerah pengembang brownies ikan lele ini, pemerintah pusat masih memfokuskan di daerah Yogyakarta, Maninjau, Singkarak, Pacitan, Tulunganggung, dan Boyolali. Daerah-daerah tersebut adalah daerah yang kaya akan bahan baku ikan lele.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo,dalam kunjungannya ke Pantai Depok Yogyakarta, menjelaskan bahwa produksi ikan lele adalah produksi ikan terbesar di Indonesia. Selain murah, ikan lele juga mengandung nilai gizi yang baik dibandingkan daging.
"Ikan lele sudah banyak dikonsumsi masyarakat, dan perlu dikembangkan menjadi produk lain yang bermanfaat,"tambahnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR