Gerakan pemadaman lampu serentak selama satu jam sebagai bentuk kepedulian terhadap Bumi, Earth Hour, sudah dilaksanakan di seluruh dunia pada 31 Maret 2012 kemarin. Indonesia, bersama negara-negara di seluruh dunia, ikut berpartisipasi dalam gerakan ini.
Tak kurang dari 26 kota di seluruh Indonesia ikut terlibat dalam Earth Hour yang berlangsung mulai pukul 20.30 - 21.30 waktu setempat. Dari gerakan ini, DKI Jakarta sebagai tuan rumah Earth Hour di Tanah Air, berhasil menurunkan beban listrik hingga 214 Mega Watt (MW). Listrik sebanyak ini sama dengan menghemat bahan bakar minyak sebanyak 64.000 liter atau setara dengan penurunan emisi karbon sebesar 154 ton.
Selain istimewa dalam jumlah penurunan, Earth Hour 2012 juga diisi dengan pemantauan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Dilansir dari AFP, astronaut asal Belanda, Andre Kuipers, mengawasi pemadaman serentak di seluruh dunia ini melalui ISS dan memposting foto serta blog dari jarak 386 kilometer di atas Bumi.
Selain Indonesia, beberapa negara yang ikut terlibat Earth Hour 2012 antara lain Amerika Serikat, Prancis, Australia, China, Jepang, dan Selandia Baru. Mereka ikut memadamkan lampu di masing-masing icon negaranya. Seperti Empire State Building di AS, Menara Eiffel di Paris, dan Sydney Opera House di Australia.
"Untuk keempat kalinya, kita bersatu bersama dunia. Anda semua jadi saksi sejarah keikutsertaan Indonesia," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di lokasi pusat kegiatan Earth Hour, Central Park Mall, Jakarta, Sabtu (31/3) lalu. "Tak ada kata lain untuk Anda yang menghemat energi, Anda adalah pahlawan masa depan."
Earth Hour dimulai pertama kali di Sydney, Australia, di tahun 2007. Sejak saat itu, gerakan ini menjalar ke seluruh dunia dan dikatakan oleh World Wildlife Fund (WWF) sebagai gerakan sukarela terbesar untuk melawan polusi karbon. Hingga tahun 2011 lalu, Earth Hour diikuti oleh 5.251 kota dari 135 negara di seluruh dunia dan melibatkan 1,8 miliar orang.
"Earth Hour 2012 adalah perayaaan kekuatan masyarakat, gerakan lingkungan massal terbesar di dunia sebagai bentuk dukungan terhadap planet (Bumi)," ujar Chief Executive WWF-Australia Dermot O'Gorman.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR