Material radioaktif dari kecelakaan nuklir di Fukushima ditemukan di laut yang berjarak 300 km dari Jepang. Dengan bukti ini, tim peneliti memperkirakan bahwa dalam waktu satu atau dua tahun, radioaktif tersebut akan sampai Samudra Pasifik.
Menurut Ken Buesseler, seorang ahli kimia kelautan dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI), banyak tumbuhan yang telah terkena zat kimia dan banyak sekali bahan kimia yang terbuang ke samudra. Zat yang terbuang itu dilacak oleh GPS, selain itu peneliti juga mengambil contoh dari zooplankton dan ikan yang berada di wilayah tersebut. Walaupun kontaminasi telah menyebar cukup luas, Buesseler mengatakan bahwa tingkat radioaktifnya masih berada di tingkat aman.
"Untuk saat ini, kita tahun sebesar apa skala yang diakibatkan oleh kecelakan nuklir di Fukushima, akan tetapi jika bertanya kapan kontaminasi ini akan berakhir, fakta yang didapatkan akan berbeda," ungkap oseanografer dari Sea Education Association, Kara Lavender Law. Pencatatan terbaru ini sangat penting karena dengan begitu kita dapat tahu bagaimana arus laut memengaruhi polusi lingkungan yang terkadang tidak jelas.
Sebelumnya, gempa bumi dan tsunami yang menimpa Jepang pada Maret 2011 telah melepaskan material radioaktif dalam skala yang besar ke laut lepas. Untuk mengetahui seberapa luas penyebarannya, alat monitor laut telah digunakan untuk mengukur tingkat radioaktif yang ada di lautan Jepang.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Lampung, Eni Muslihah |
KOMENTAR