Ini dituturkan perupa Entang Wiharso pada acara pembukaan pameran RE.CLAIM yang diselenggarakan terkait peluncuran buku seni rupa The Archive: Indonesian Art World Dr. Melani Setiawan di Galeri Nasional, Jakarta, Minggu (8/4) malam.
Entang, yang tatkala itu mewakili seniman-seniman yang urun berpartisipasi di pameran mengatakan, "Seni rupa bisa memindahkan energi, menjadi suatu 'alat' untuk menerjemahkan percaturan nilai-nilai. Yang dilakukan oleh Ibu Melani adalah contoh energi yang luar biasa."
Senada dengan Entang, disampaikan oleh Jim Supangkat, pematung dan kurator berbagai pameran nasional dan internasional bahwa kehadiran arsip pribadi Melani Setiawan ini seperti meluaskan pengertian "dunia seni rupa". Jim menilai, buku Melani adalah buku pertama yang menampilkan dunia seni rupa Indonesia dari sudut pandang berbeda.
"Arsip Dr. Melani mencatat kelahiran publik seni rupa. Kajian arsip (Melani) menunjukkan terjadi perubahan pada pada dekade 1980. Bila dibandingkan kegiatan seni rupa pada 1970an, semenjak 1980 kegiatan seni rupa semakin populer di kalangan masyarakat," tulis Jim dalam pengantarnya.
"Pada kenyataannya, peran dua komponen dunia seni yaitu kalangan seniman dan publik seni rupa (artworld public) menguat pada perkembangan seni rupa kontemporer. Sementara kedudukan artworld public menguat, peran otoritas melemah," ungkapnya.
Menurut Melani, isi buku itu tidak lain kompilasi dari dokumentasi personalnya selama 30 tahun yang dikumpulkan kembali. Foto-foto sejak tahun 1977 tersebut mendokumentasikan peristiwa kisah-kisah perkembangan dunia seni rupa Indonesia yang merupakan bidang ketertarikan Melani.
Sebagai seorang pecinta seni, ia pun masuk ke lingkaran dalam para seniman, kurator, dan kritikus seni Indonesia. "Kedekatan dengan para seniman inilah yang membuat saya bisa belajar memahami karya sni dan pemikiran di baliknya," tambah Melani.
Sedangkan pameran RE.CLAIM sendiri menghadirkan karya lebih dari 60 seniman ternama, dari Bali, Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan bahkan sejumlah seniman luar negeri. Mereka menghidupkan melalui deklarasi visual, beragam interpretasi terhadap fungsi materi dokumenter melalui kerja berdasarkan sumber-sumber arsip pribadi dan seringkali bersifat biografis.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR