Hari ini, 18 April 2012, dunia merayakan World Heritage Day atau Hari Warisan Budaya Dunia. Pada tahun ini, Hari Warisan Budaya Dunia mengambil tema World Heritage and Sustanaible Development: The Role of Local Communities.
Koordinator Masyarakat Advokasi Warisan Budaya Madya Jhohannes Marbun mengatakan, hari warisan budaya adalah momentum yang pas untuk melakukan refleksi atas pelestarian warisan budaya di Indonesia. Pelestarian tak hanya menyangkut warisan budaya fisik melainkan juga non fisik, atau berkaitan dengan nilai-nilai yang diwariskan.
Namun, pelestarian warisan budaya belum maksimal dilakukan. Karena sering kali kepentingan bisnis lebih diprioritaskan ketimbang pelestarian budaya. Kepentingan bisnis ini menyangkut pengambilalihan warisan budaya untuk lahan bisnis, seperti cafe, atau rumah makan.
"Sering kali yang terjadi adalah pembangunan bisnis yang tidak berorientasi pada perspektif kebudayaan. Pembangunan warisan budaya untuk bisnis harus tetap diselaraskan dengan pelestarian warisan budaya," kata Jhohannes di peringatan Hari Warisan Budaya Dunia 2012 di Yogyakarta, Rabu (18/4).
Ia berharap pihak pemerintah dapat menyelaraskan kebijakan pembangunan ekonomi dengan nilai-nilai budaya. Termasuk kesejahteraan yang hidup dan berkembang di masyarakat.
Selain itu, Jhohannes juga menekankan pemberdayaan peran masyarakat lokal dalam isu pelestarian warisan budaya. Masyarakat perlu memahami pentingnya pelestarian warisan budaya agar turut menjaga dan tidak melakukan perusakan. "Keberadaan UU Cagar Budaya pun belum dipahami oleh masyarakat bahkan dalam lingkup pembuat dan pelaksana kebijakan," tambahnya.
Lewat Hari Warisan Budaya Dunia ini, pemerintah beserta seluruh elemen masyarat, swasta, dan pihak yang berkepentingan paham tentang arti penting warisan budaya. Warisan budaya merupakan warisan yang tak ternilai harganya yang mengandung nilai budaya dan menggambarkan perkembangan peradaban suatu bangsa.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR