Berdasarkan data tahun 1999, luas wilayah mangrove yang terdapat di Indonesia yakni total 8,6 juta hektare. Namun sejak rentang 1999 hingga 2005, hutan bakau itu sudah berkurang sebanyak 5,58 juta hektare atau sekitar 64 persennya. Saat ini hutan mangrove di Indonesia yang dalam keadaan baik tinggal 3,6 juta hektar, sisanya dalam keadaan rusak dan sedang.
Ini dipaparkan di dalam diskusi dan workshop Pengembangan Ekowisata untuk Mendukung Konservasi Mangrove yang digelar Kementerian Kehutanan dan Japan International Cooperation Agency (JICA), Selasa (29/5) lalu di Banyuwangi, Jawa Timur.
Menurut peneliti Fakultas Kehutanan di Universitas Gadjah Mada, Siti Nurul Rofiqo, pada kesempatan itu, faktor yang mempengaruhi menurunnya jumlah luasan mangrove adalah pembukaan lahan (deforestasi) di daerah pesisir yang mengakibatkan sejumlah persoalan, seperti abrasi dan lain-lain.
Mangrove sebagai salah satu sumber daya alam yang tumbuh di kawasan pantai, merupakan ekosistem unik. Ekosistem hutan mangrove menjadi ekosistem penyambung atau interface antara daratan dan lautan.
Dampak hilangnya mangrove mulai dirasakan oleh masyarakat daerah pesisir. Rupanya hutan mangrove tak cuma memiliki fungsi ekologis, melainkan juga fungsi ekonomis. Muzayin, seorang warga Desa Wringin Putih Muncar, mengatakan setelah mangrove berkurang drastis di daerahnya tersebut, tangkapan ikan, kepiting, serta kerang pun berkurang.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR