Gunung Gede Pangrango dan Halimun Salak, keduanya di Jawa Barat, memiliki nilai sangat vital untuk warga Jakarta. Di dua lokasi inilah hutan penyimpan cadangan air tanah untuk warga Jakarta berada.
Namun, saat ini kedua lokasi tersebut sudah beralih fungsi menjadi kebun sayur. Air tak lagi tersimpan secara baik di dalam tanah, mengalir tanpa halangan ke Jakarta dalam bentuk air bah. Padahal sekitar 53 persen warga Jakarta menggantungkan nasibnya pada cadangan air tanah. Sedangkan sisa 47 persen warga Ibu Kota lainnya beralih ke air pipa yang bahan bakunya juga tidak layak disebut bersih.
Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) memiliki 75 buah titik pantau air tanah dangkal. Dari hasil pemantauan, air di seluruh wilayah Jakarta tercemar, kecuali Jakarta Selatan. Air yang dapat dikatakan baik hanya terdapat di Jakarta Timur, Selatan, sebagian Pusat dan Barat.
70 persen sumber pencemaran air di Jakarta berasal dari limbah domestik seperti sampah dan air kotor dari rumah-rumah penduduk. “60 persen air di Jakarta tidak layak minum,” ungkap Kepala BPLHD Rusman Sagala dalam acara Dialog Hulu dan Hilir di Jakarta, Rabu (13/6).
Ditambahkannya, jika total sungai yang mengalir di Jakarta ada 13. Dua di antaranya milik Jakarta dan 11 lagi milik nasional karena ada undang-undang yang mengatur jika sebuah sungai mengalir melebihi dua provinsi, maka kewenangannya dibagi. Ironisnya, ke-13 sungai tersebut berstatus tercemar berat.
Sungai Ciliwung ‘menghasilkan’ kurang lebih 600 ton sampah per hari. Di hilir Jakarta, sampah tersebut menutup permukaan muara dan pinggiran pantai. Sabuk hijau Jakarta yaitu hutan bakau terus berkurang jumlahnya, abrasi air laut dan permukaan tanah terus ambles. Jakarta terancam tenggelam.
“Siapapun yang mencemari air harus bertanggung jawab. Bertanggung jawab di sini bukan berarti harus membayar denda, tetapi harus mulai aware (tentang kondisi air)," jelas Koordinator Advokasi Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (KRUHA) Muhamad Reza.
Satu-satunya sumber air yang aman untuk dipakai hanya air tanah dalam yang fungsinya bukan untuk dieksploitasi. Namun, penggunaannya pun harus dikendalikan agar tidak terjadi penurunan tanah.
Selain dari Pemerintah dan kesadaran masyarakat, pihak swasta juga ikut dilibatkan dalam penyelamatan air bersih Jakarta. Salah satunya perusahaan perbankan HSBC yang menelurkan program Water Beyond Blue. Program ini menghasilkan Water Festival yang akan digelar pada 24 Juni 2012 di Pantai Indah Ancol, Jakarta Utara. Acara ini menawarkan edukasi, eksibisi, dan entertainment seputar konservasi air bersama komunitas yang mewakili hulu–hilir Jakarta.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR