Delapan bank pembangunan multilateral (MDB) bekerja sama mengucurkan dana US$175 miliar untuk sistem transportasi berkelanjutan yang tentunya ramah lingkungan. Kolaborasi ini diumumkan, Kamis (21/6), saat pelaksanaan Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB (Rio+20) di Rio de Janeiro, Brasil.
Menurut Direktur Eksekutif UN-Habitat Joan Clos, komitmen kedelapan bank ini akan membantu ratusan ribu jiwa karena menghasilkan udara yang lebih bersih dan jalanan yang lebih aman."Memotong kemacetan di ratusan kota dan mengurangi kontribusi transportasi dalam perubahan iklim," tambah Clos.
Keputusan bersama ini dilakukan oleh Asian Development Bank, World Bank, Latin American, African Development, dan empat MDB lainnya. Belum pernah dijumpai kerja sama antara institusi tersebut dalam konsep transportasi ramah lingkungan seperti ini. Terobosan ini juga disebut menjadi rencana masa depan untuk satu miliar orang yang diperkirakan akan pindah ke kota dalam kurun 20 tahun mendatang.
"Investasi transportasi menciptakan DNA kota kita. Itu menentukan di mana kita bisa hidup, bekerja, dan mengembangkan perekonomian kita," kata pendiri Institut Transportasi dan Pembangunan Kebijakan Michael Replogle.
Dampak dari transportasi ramah lingkungan ini bisa menurunkan konsumsi masyarakat terhadap sumber daya alam, melindungi kesehatan, dan kota yang lebih sehat.
Presiden Serukan Ekonomi Hijau
Di konferensi yang sama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan perubahan arah ekonomi yang serakah menjadi ekonomi hijau. Secara khusus, Presiden juga menyampaikan program Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Lahan (REDD+) serta program lainnya di Indonesia.
Namun, lanjut Presiden, upaya Pemerintah tak akan sukses jika individu, keluarga, atau komunitas enggan mengubah gaya hidupnya. Untuk itu, dunia perlu mendefinisikan kembali modernitas, pembangunan, dan kesejahteraan, serta menjauhi sikap mengonsumsi secara berlebihan. "Kita harus berubah dari ekonomi serakah ke ekonomi hijau," kata Presiden dalam orasinya berjudul "Bergerak Menuju Keberlanjutan."
Pada hari pertama konferensi kemarin, Presiden Brasil Dilma Rousseff terpilih sebagai Presiden Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB Rio+20. Sekjen PBB Ban Ki-Moon pada pidato pembukaannya mengingatkan agar semua pihak tidak menyia-nyiakan kesempatan.
"Kita sekarang di tengah perjanjian yang bersejarah," ujar Ban. Ia menegaskan, 20 tahun pasca KTT Bumi pertama (Earth Summit) di Rio, perubahan berlangsung sangat lamban.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR