Nelayan di wilayah Liuzhou, China, berbondong-bondong memenuhi bantaran Sungai Liujiang. Dengan daging segar di tangan sebagai umpan, mereka siap melakukan apa yang diperintahkan pemerintah setempat --tangkap ikan piranha, hidup atau mati!
Piranha, ikan air tawar yang biasa hidup di Amerika Selatan, menjadi musuh nomor satu masyarakat Liuzhou setelah mengigit warga bernama Zhang Kaibo. Zhang mengaku merasakan gigi tajam tiga piranha saat memandikan anjingnya. Dua di antaranya berhasil ia tangkap dan diidentifikasi.
Pemerintah China kemudian mengambil tindakan agresif. Siapa pun yang berhasil menangkap ikan yang masuk famili Characidae itu, akan diganjar hadiah 1.00 yuan (Rp1,4 juta). Jala ikan yang biasanya dilarang digunakan, juga diperbolehkan dipakai warga. Apa pun cara untuk mematikan perkembangan piranha di sungai tersebut.
"Beberapa rekan saya ikut memancing Selasa lalu (10/7). Coba pikir, uang yang mereka dapat dari tiga piranha sama dengan pemasukan selama sebulan. Bagaimana bisa menolaknya," kata salah satu warga, Zhu Feijie, Kamis (12/7).
Meski identik dengan ikan ganas pemangsa daging, piranha tidaklah seseram yang digambarkan. Hanya ada sedikit sekali dokumentasi mengenai korban gigitan piranha yang tewas.
Jika pun ada yang meninggal karena gigitan kumpulan piranha, korban biasanya sudah tewas karena sebab lain. Seperti gagal jantung atau pun tenggelam. Demikian disampaikan dalam jurnal PubMed tahun 2003.
Dalam Piranha Molecular Systematics yang diterbitkan Zootaxa, ada empat genus dari piranha: Serrasalmus, Pristobrycon, Pygocentrus, dan Pygopristis. Paling mudah mengenali piranha melalui bentukan gigi. Semua jenis piranha memiliki barisan gigi tajam di rahang atas dan bawah. Gigi ini bersifat padat, digunakan untuk melubangi, dan merobek daging. Tapi sampai sekarang, belum diketahui dengan jelas berapa jumlah spesies dari piranha.
Memang ikan omnivora ini biasanya mengigit mereka yang berenang di sungai. Namun, itu biasanya dilakukan sebagai bentuk pertahanan wilayah."Kebanyakan kematian manusia akibat piranha adalah kasus tenggelam atau orang yang memang sudah meninggal," kata Jan Mol dari University of Suriname.
Mol, yang pernah memublikasikan studi mengenai serangan piranha pada manusia, menyimpulkan ini setelah 15 tahun mempelajari piranha. Dikatakannya, selama ia berdiam di aliran sungai habitat piranha di Suriname, tak pernah sekali pun dilukai.
Meski demikian, Mol mengakui jika ikan ini lebih berbahaya saat di luar air. Ikan ini akan bertindak melindungi dirinya dengan menggelepar dan mengigit. Saat musim kering pun demikian, piranha akan lebih agresif karena sulitnya makanan.
Sayangnya keagresifan ini tidak melindungi piranha dari pertumbuhan pesat manusia. Daging piranha masih dijual di pasar ikan di wilayah Amazon. Piranha hidup juga sengaja diekspor ke luar negeri sebagai "ikan eksotis". Meski dilarang di beberapa negara bagian Amerika Serikat, perdagangannya belum juga surut. Sedangkan piranha mati diawetkan untuk jadi suvenir bagi turis.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR