Hilangnya Amelia Earhart, pilot pertama asal Amerika yang dinyatakan hilang 2 Juli 1937 di pulau Nikumaroro, sebelah barat Samudera Pasifik masih menjadi misteri. Berbagai pencarian terus dilakukan di sekitar lokasi yang diduga sebagai tempat hilangnya pesawat naas Amelia bersama sang navigator, Fred Noonan.
Peristiwa ini akhirnya menimbulkan beberapa spekulasi dan teori. Teori pertama menyatakan, Earhart terdampar di Nikumaroro. Direktur Ekskutif International Group for Historic Aircraft Recovery (TIGHAR) Richard Gillespie memperkirakan bahwa pesawat yang dikendarai Earhart kehabisan bahan bakar saat menuju Howland.
Ia ingin melakukan pendaratan darurat di pulau Phoenix, namun keliru jalannya. Penyelidikan TIGHAR memperkuat teori ini, bahwa mereka telah menemukan catatan asli dari kecelakaan pesawat pada awal 1939 di Nikumaroro. Isi laporan terdiri atas pria dan wanita yang cocok dengan deskripsi dari Earhart dan Noonan.
Teori kedua, kecelakaan terjadi di laut yang lokasinya dekat dengan tempat tujuan yaitu Howland. Sepuluh tahun lalu Nauticos, perusahaan yang bergerak dalam bidang penelitian dan pencarian pada laut dalam, melakukan upaya menemukan pesawat Earhart yang dipercayai jatuh di Samudra Pasifik.
Presiden Nauticos David Jourdan pada tahun 2003 mengungkapkan, karena transmisi radio yang rusak dan pasokan bahan bakar menyebabkan pesawat ini naas di lokasi dekat tujuan mereka.
Teori ketiga, ditengarai adanya konspirasi. Earhart dan Noonan disandera Jepang di kepulauan Marshall, Samudra Pasifik, karena dianggap sebagai mata-mata AS. Sebagian orang mempercayai bahwa mereka berdua telah tewas. Namun, sebagian lainnya berasumsi mereka kembali ke AS dan mengubah identitas.
Kabar lain menyebut Earhart mengganti namanya menjadi Irene Craigmile. Kemudian menikah dengan Guy Bolam dan mengambil nama belakang suaminya. Ia akhirnya meninggal di New Jersey pada tahun 1982.
"Jika dia (Earhart) tidak bisa menemukan Howland, rencana cadangannya adalah memotong komunikasi dan menuju Kepulauan Marshall dan menjatuhkan pesawat di sana," ungkap C Rollin Reineck, pensiunan kolonel Angkatan Udara AS yang tinggal di Kailua, Hawaii, pada tahun 2003 lalu.
Dalam bukunya yang berjudul "Amelia Earhart Survived", Reineck memaparkan Earhart menghilangkan pesawatnya di Kepulauan Marshall atas alasan keamanan nasional. Skema ini memungkinkan pemerintah AS untuk menyelamatkan Earhart dan pada saat yang sama melakukan pengintaian sebelum perang di Jepang.
Analisis yang dilakukan Reineck telah menetapkan bahwa foto dari Irene Bolam, tulisan tangan, dan bukti forensik lain menunjukkan adanya keterkaitan dengan Amelia Earhart.
Ekpedisi pencarian atas jasad wanita yang lahir yang lahir pada 24 Juli 1897 itu kembali dilakukan baru-baru ini. Tepat dilakukan pada ulang tahun Amelia Earhart yang ke 115 di tahun 2012. Google bahkan menjadikannya sebagai doodle di tanggal tersebut.
Ekspedisi ini disebut "Niku VII," memakan biaya US$ 2,2 juta yang didanai oleh TIGHAR, dan direncankan berjalan selama sepuluh hari. Namun, kendala peralatan dan kondisi lingkungan bawah laut Nikumaroro, memaksa mereka memangkas waktu pencarian.
Tim ekpedisi kembali ke Hawaii, melakukan pencarian melalui sonar (sound navigation and ranging), dan menggunakan video di sekitar wilayah Nikumaroro. Dalam pernyataan online, pihak TIGHAR menyatakan kekecewaannya karena tidak mendapatkan penemuan yang pasti.
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR