Invertebrata -golongan binatang yang tidak memiliki ruas tulang belakang- ternyata mengalami ancaman kepunahan yang cukup besar. Kesimpulan ini berdasarkan penilaian terhadap 12.621 invertebrata dalam daftar yang dikeluarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Invertebrata memang tidak memiliki program konservasi layaknya hewan yang lebih besar seperti harimau dan gajah. Namun, spesies yang masuk kategori invertebrata memiliki peran penting untuk mewujudkan ekosistem yang sehat.
Ancaman punah pada invertebrata bisa meruntuhkan keanekaragaman hayati global. Mengingat invertebrata berjumlah sekitar 80 persen dari seluruh spesies di dunia. "Kita tahu hitungan kasarnya sekitar seperlima vertebrata dan tanaman terancam punah. Tapi belum jelas apakah ini cukup mewakili makhluk-makhluk kecil tanpa ruas tulang yang mewakili mayoritas di muka bumi," kata Direktur Konservasi Jonathan Baillie.
Invertebrata merentang luas dalam kategori taksonomi. Mulai dari serangga, moluska, cumi-cumi, dan karang koral. Meski secara umum bentuk mereka kecil, invertebrata berperan dalam daur lingkungan.
Invertebrata yang paling tinggi peluangnya untuk punah adalah yang hidup di air tawar. Diperkirakan, sepertiga dari moluska air tawar terancam tidak akan ada lagi di dunia. Jumlah ini sama dengan presentase amphibi yang juga terancam kepunahan.
Menurut Chief Executive dari Wildscreen -organisasi rekanan dari IUCN- Richard Edwards, dibutuhkan komunikasi yang jelas mengenai nilai dari hidup invertebrata. "Ini dilakukan jika kita ingin menyelamatkan ribuan spesies yang terancam kepunahan."
Diperkirakan jumlah invertebrata mencapai 1,3 juta spesies di seluruh dunia. Kumbang saja diketahui memiliki 400 ribu spesies unik. Tiap tahunnya peneliti juga mendokumetasikan sepuluh ribu invertebrata baru. Untuk penelitian IUCN ini diketahui hanya menilai 12 ribu invertebrata. Kurang satu persen dari seluruh invertebrata yang dikenali.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR