Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, kekurangan pasokan air minum semenjak beberapa bulan belakangan ini. Akibat sulitnya air, bahkan sebagian warga Ruteng terpaksa membeli air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ruteng.
Demikian disampaikan oleh Wakil Bupati Manggarai, Deno Kamelus. "Inilah kecemasan warga kota Ruteng serta pemerintah ke depan. Hutan Golo Lusang terutama merupakan hutan produksi air minum. Namun akhir-akhir ini mulai berkurang, pohon-pohon basah di hutan Golo Lusang sudah mulai habis sehingga tidak bisa menyerap air lagi," ungkapnya pada saat kegiatan penanaman pohon di area Bukit Yubilium Golo Lusang, Rabu (17/10) lalu.
Hutan Golo Lusang termasuk pula ke dalam lokasi Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng yang luasnya 32.245 hektare.
Kepala Balai Besar KSDA Wilayah NTT, Wiratno mengatakan, "Kami berterima kasih kepada pihak Keuskupan Ruteng yang telah menggelar gerakan tanam pohon di Golo Lusang. Juga kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat atas dukungan penuh untuk melestarikan TWA Ruteng."
TWA Ruteng berperan penting sebagai sistem penyangga kehidupan, karena merupakan hulu dari 34 sungai. Baik yang berada di Kabupaten Manggarai maupun di Kabupaten Manggarai Timur.
Sungai-sungai tersebut menjadi sumber yang mengairi tiga irigasi teknik, lima irigasi semiteknik, serta 317 irigasi sederhana untuk mengairi sekitar 18.518 hektare sawah yang tersebar di 54 Desa, 9 kecamatan di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat. Serta dua listrik tenaga mikohidro, yakni Wae Garit di Kabupaten Manggarai dan Wae Mokel di Kabupaten Manggarai Timur.
TWA Ruteng adalah salah satu dari 29 kawasan konservasi di Provinsi NTT yang harus dilestarikan dalam mendukung kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Kawasan ini juga rumah bagi 252 jenis tumbuhan, 21 mamalia, 9 reptil, 13 amfibi, dan 65 jenis burung termasuk burung endemik Flores.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR