"Matahari akan menemukan jalurnya, bahkan hingga ke bagian terdalam di hutan...Bagi jutaan orang yang sudah bergabung dalam hasrat dan tekad, di Hari AIDS se-Dunia ini kami katakan: darah, keringat, dan air mata Anda mengubah dunia."
Prakata ini menjadi pembuka dalam laporan PBB, UNAIDS World AIDS Report 2012. Disebutkan dalam laporan itu ada beberapa kemajuan dalam pencegahan penyebaran HIV/AIDS di dunia.
Mulai dari benua Afrika yang berhasil memotong kematian terkait AIDS hingga sepertiganya selama enam tahun belakangan. Hingga angka infeksi HIV yang menurun secara global pada tahun 2011 dibanding tahun 2001.
Dua tahun terakhir juga menunjukkan adanya peningkatan 60 persen dari pengidap HIV/AIDS yang mendapat akses pengobatan. Tercatat, delapan juta orang menggunakan terapi antiretroviral.
Ini merupakan bagian dari kemajuan yang dicanangkan PBB sesuai dengan tema kampanyenya dari tahun 2011 hingga 2015. Yakni "Getting to zero: zero new HIV infections. Zero discrimination. Zero AIDS related deaths".
Bagaimana dengan Indonesia? Data dari Yayasan AIDS Indonesia yang dilansir dari Direktoral Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI menyebut, belum ada penurunan signifikan.
Statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia pada Juni 2010, secara akumulatif menurut jenis kelamin berjumlah 21.770 kasus untuk AIDS. Pada Desember 2011, angka itu bertambah menjadi 28.757.
Berdasarkan jumlah kumulatif per provinsi, DKI Jakarta masih menjadi yang tertinggi. Sebanyak 18.999 kasus HIV dan 5.117 AIDS. Disusul berturut-turut dengan Papua, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali.
Bahkan berdasarkan data dari Menteri Kesehatan sejak tahun 1987 hingga 2012, sudah terdapat 3.733 kasus ibu rumah tangga yang terinfeksi pasangan tetapnya.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Riswanto berharap, seluruh pihak lebih memberikan perhatian penting pada penyakit ini. Khususnya perempuan, pihak ini diharapkan untuk berhati-hati terhadap penyebab HIV/AIDS mengingat jumlahnya makin meningkat.
Beradaptasi dengan Zaman, Tokoh Pemuda Wewo Sadar Kebutuhan Energi Ramah Lingkungan
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR