Wajah M.Baedowy berbinar sumringah. Satu tangannya memegang piagam penghargaan. Satu tangannya lagi bersatu terkepal dengan Direktur Corporate Social Responsibility (CSR) Danone AQUA Sonny Sukada.
M.Baedowy baru saja mendapat apresiasi berkat usahanya menjadikan sampah sebagai peluang bisnis. Ia tidak hanya berbisnis daur ulang limbah plastik, tapi juga membuat dan menjual mesin-mesin pengolah limbah plastik
"Kita tidak boleh gengsi terhadap sampah," ujar Baedowy dalam acara diskusi "Menjadi Bagian dari Generasi yang Gemar Mengelola Sampah untuk Menjaga Bumi," di Jakarta, Senin (4/2).
Diskusi ini merupakan bagian dari kampanye Gemar Mengelola Sampah (GEMAS). Pengelolaan termudah bisa dilakukan dengan cara 3R, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle.
Selain turut serta membantu pemerintah, 3R juga mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakat. Dari segi lingkungan, pengelolaan sampah yang baik juga akan membantu mengurangi dampak banjir di waktu hujan.
"Dengan memilah sampah dari awal, kita mambantu menjaga kualitas sampah agar lebih bersih, kualitas lebih baik dan proses pengolahannya menjadi lebih mudah," ujar Dosen Teknik Lingkungan UI Gabriel Andari Kristanto.
Kampanye GEMAS diawali dengan meletakkan Reverse Vending Machine (mesin pemecah botol plastik) di Monas pada akhir Desember 2012. Dilanjutkan dengan memberikan pendidikan mengenai pengelolaan sampah bagi generasi muda melalui kegiatan dongeng di sekolah dan workshop serta lomba majalah dinding.
Sebagai bentuk apresiasi, diberi penghargaan pada sepuluh peserta workshop GEMAS yang memiliki ide atau gagasan kreatif mengenai pengelolaan sampah.
Kompetisi tersebut telah dimulai sejak November 2012 dan diikuti oleh lebih 30 SMA/ SMK se DKI Jakarta. Penilaian pemenang meliputi aspek isi pesan dan kreativitas peserta dalam menyampaikan pesan.
Erna Witoelar, sebagai penggiat dan pemerhati lingkungan turut menandatangani komitmen bersama GEMAS untuk peduli terhadap sampah menyatakan apresiasinya terhadap kegiatan dan peserta workshop. "Sampah itu urusan kita semua, Kita yang paling bertanggung jawab” ujar Erna.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR