Satu individu orangutan berumur 1,5 tahun diselamatkan dari wilayah perkebunan kelapa sawit di Kuala Satong, Matan Hilir Utara Kabupaten, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Orangutan yang kemudian dinamai Tribun ini diselamatkan pada sabtu pagi (16/2) lalu.
Tribun dievakuasi oleh tim gabungan Nature Conservancy dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan, BKSDA Kalimantan Barat di Ketapang, dan Yayasan IAR Indonesia (YIARI). Setelah sampai di pusat rehabilitasi orangutan ini langsung dibawa ke fasilitas YIARI untuk diperiksa oleh tim medis dan memasuki proses karantina dan rehabilitasi.
Menurut tim medis YIARI, Tribun berada dalam kondisi kesehatan yang baik meskipun terlihat kurus. Menurut Rondang Siregar, Spesialis Reintroduksi Orangutan dan Penasihat Ilmiah YIARI, orangutan ini berperilaku ramah pada manusia.
Itu artinya, ia telah disimpan di penangkaran untuk beberapa periode waktu. "Bahkan ada kemungkinan Tribun ini sengaja disimpan oleh pekerja perkebunan karena laporan yang diberikan oleh warga desa setempat pernah melihat bayi orangutan ini di sekitar lingkungan dari tempat penampungan staf," ujar Rondang dalam pernyataan pers yang diterima, Selasa (19/2).
Agar Tribun bisa masuk dalam proses rehabilitasi bersama orangutan lainnya, diperlukan beberapa pengamatan dan tes lebih lanjut. Proses rehabilitasi sendiri biasanya memakan waktu cukup lama.
Sebab, bayi orangutan hidup dengan induk mereka sampai usia lima hingga tujuh tahun dan harus mempelajari semua keterampilan bertahan hidup dari sang induk. Sedangkan Tribun dipastikan tidak memiliki induk yang kemungkinan besar sudah dibunuh.
"Kita harus mengajari bayi orangutan ini keterampilan untuk bertahan hidup di alam liar sebelum ia dapat dilepaskan kembali ke sana," tambah Rondang.
Karmele L.Sanchez, Direktur Eksekutif YIARI mengatakan bahwa proses rehabilitasi orangutan sangat mahal. "Sebagai sebuah organisasi non-pemerintah kita perlu mencari dana dari sumbangan dan individu," kata Sanchez.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR