Menyusul kesimpulan bahwa planet Mars cocok untuk bentuk awal kehidupan, mikroba, para peneliti mengarahkan Curiosity ke misi baru: mencari karbon organik. Namun, misi Curiosity -sebagai robot serba bisa dan penemu sampel adanya kehidupan di Mars- baru bisa dilakukan bulan Mei mendatang.
Sebabnya, saat ini komunikasi radio antara Bumi dengan Curiosity tengah diblokir akibat posisi Matahari. Operasional Curiosity juga sedikit mengalami kendala komputer.
Jika semua halangan sudah teratasi, para peneliti akan menggali sampel lain dari batu yang sudah ditargetkan. Batu itu terletak di dalam Kawah Gale yang dulunya diprediksi kaya akan air.
Batu yang dinamai "John Klein" itu merupakan lokasi penggalian pertama Curiosity untuk mendapatkan sampel. Dari warna batu itu saja, peneliti mengetahui bahwa materinya terlindungi dari radiasi tinggi dan proses oksidasi di permukaan Mars.
"Jika memang pernah ada materi organik di situ, maka kemungkinan ia sudah terawetkan," kata David Blake, Ketua Penyelidik untuk Percobaan Kimia dan Mineral Curiosity (CheMin), Rabu (13/3)
Kendati demikian, perburuan karbon organik tidaklah mudah. Mengingat banyak proses yang menciptakan batu, malah menghancurkan organik yang ada. "Pencarian karbon organik adalah suatu isu di misi ini dan Anda ingin melakukan ini sehati-hati mungkin," tambah pemimpin peneliti Curiosity, John Grotzinger.
Sebelumnya, pihak NASA mengumumkan bahwa Mars bisa menyokong kehidupan berdasarkan bahan kimia yang ditemukan di dalam "John Klein".
Analisa lain juga menunjukkan bahwa air yang dulunya merendam batu ini memiliki pH netral, tidak terlalu asam dan tidak terlalu asin. Penemuan ini mengindikasikan bahwa pernah ada organisme yang hadir dan mungkin saja mereka terawetkan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR