Ternyata, 56 persen anak membawa bekal ke sekolah dan 80 persen di antaranya berbagi bekal dengan teman di sekolah. Nah!
Data ini terkail dalam mega survei Indonesia Hottest Insight (IHI) 2013 oleh Kompas Gramedia Majalah melibatkan 3.000 pembaca anak di sembilan kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Medan, Palembang, Denpasar, dan Makasar.
Suatu perkembangan melegakan bila menengok survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2007 yang dilakukan di 4.000 sekolah: 45 persen jajanan anak di sekolah membahayakan kesehatan, baru 18 persen anak sekolah punya kebiasaan membawa bekal makanan dari rumah, 60 persen anak sekolah diberi uang untuk jajan.
Membawa bekal jadi kesempatan baik menjamin makan siang dan camilan sehat selama jam belajar di sekolah. Juga mengurangi kemungkinan anak untuk jajan penganan atau minuman yang segi kesehatan dan kebersihannya patut dipertanyakan.
Survei IHI mengungkap, bahwa 99 persen anak diberi uang jajan rata-rata Rp6.600 per hari – khusus anak di Jakarta rata-rata Rp8.500 per hari. Ada 51 persen anak yang ke minimarket untuk jajan biskuit (78 persen), keripik (80 persen), es krim (83 persen), jelly (80 persen), kacang (67 persen), permen (85 persen), wafer (80 persen) dan cokelat (81 persen).
Terdata pula bahwa 52 persen anak minum juas usai makan siang dan 32 persen setelah olahraga. Dengan jus jeruk (25 persen) sebagai terfavorit. Konsumsi berlebih jajanan yang sarat gula dan lemak inilah yang mesti diberi perhatian lebih. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengingatkan kemungkinan Indonesia menghadapi peningkatan jumlah obesitas pada 2025.
Bahwa 80 persen anak berbagi bekal dengan teman sungguh menggembirakan: ada semangat kebersamaan untuk saling memberi kesempatan mencicipi bekal istimewa yang disiapkan ibu dari rumah.
Anak bisa mengenal ragam penganan sehat dari keluarga teman-temannya. Juga menumbuhkan rasa bangga akan perhatian dan keterampilan mengolah makanan dari sang ibu.
Ini juga bisa mengilhami para ibu untuk selalu mereka-reka bekal praktis agar tak membosankan. Bagi para ibu bekerja, mungkin hanya bisa membawakan bekal praktis macam roti plus selai, abon, telur mata sapi pada Selasa-Jumat.
Waktu luang pada Sabtu atau Minggu bisa dimanfaatkan untuk membuat bekal istimewa dari resep kebanggaan keluarga untuk bekal pada Senin: lemper isi daging cincang, atau lontong isi oncom atau kentang telur.
Atau nasi plus perkedel tahu atau daging. Beberapa buah lemper, lontong, perkedel ekstra juga memungkinkan anak untuk lebih berbagi dengan teman-temannya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR