Dalam kurun waktu dua pekan, wilayah Oklahoma di Amerika Serikat diterjang dua tornado berbeda. Gelombang tornado kedua yang terjadi pada Jumat (31/5) ikut merenggut nyawa penjelajah National Geographic, Tim samaras, dan putranya, Paul.
Menurut para peneliti, kedua tornado ini tidaklah berhubungan satu sama lain. Tornado juga tidak seperti gempa bumi yang bisa menimbulkan gempa susulan. Melainkan badai yang melahirkan kedua tornado ini masing-masing adalah independen.
"Kita mendapatkan dua sistem cuaca berbeda, keduanya di dua lokasi berbeda dan terlihat hampir sama satu sama lain," jelas Christopher Karstens, peneliti dari The National Severe Storms Laboratory (NSSL), Oklahoma, Sabtu (1/6).
Tornado pada Jumat lalu juga memicu banjir dan hujan es sebesar anggur. Dilaporkan setidaknya lima orang tewas, termasuk seorang ibu dan bayinya. Sementara, tornado pertama pada 20 Mei 2013, terjadi di kota Moore, menewaskan 24 orang.
Lorong tornado
Apa yang membuat Oklahoma "bersahabat" dengan tornado? Jawabnya karena wilayah ini terbentang di area yang dikenal Lorong Tornado. Yaitu sebuah region yang membentang dari Dakota Selatan ke Texas bagian tengah.
Lorong Tornado ini memiliki posisi geografi unik di mana udara lembab hangat dari Teluk Meksiko; udara kering panas dari Arizona dan New Mexico; serta udara kering dingin dari Kanada, saling bertemu.
Dikatakan Karstens, pada saat musim semi, massa udara tersebut cenderung bekerja sama menghasilkan lingkungan yang kita lihat pada 20 dan 31 Mei lalu. "Kadang mereka bertemu di Oklahoma, kadang di Texas, dan kadang di Kansas," tambahnya.
Chris Weiss selaku peneliti atmosfer dari Texas Tech University menyatakan, wilayah lain yang juga memiliki kondisi Lorong Tornado adalah Bangladesh. Namun, tidak seperti AS yang mempunyai teknologi untuk pengamatannya, tornado di Bangladesh kerap lewat begitu saja tanpa ada penelitian lebih lanjut.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR