Taman Nasional Serengeti di Tanzania, Afrika, merupakan kawasan konservasi alam yang telah dikukuhkan sebagai salah satu warisan dunia oleh PBB. Serengeti merupakan hamparan padang rumput yang luas sekaligus menjadi habitat surga berbagai satwa liar yang hidup bebas di alam.
Serengeti terletak di wilayah yang beriklim kering. Kala musim kering datang atau pun buaya yang memenuhi sungai, tidak dapat menghalang naluri hewan-hewan untuk berpindah tempat mencari padang rumput yang lebih hijau dan luas demi kelangsungan hidup mereka.
Sekawanan besar wildebeest, zebra, dan gazelle (sejenis kijang) mengarah ke utara menuju Kenya. Melintasi jalan migrasi di mana mereka biasa melakukan mobilitas saat musim kering tiba menuju tempat yang lebih menyediakan makanan buat mereka.
Ketika musim hujan tiba, biasanya pada November, hampir dua juta satwa itu pun kembali ke Serengeti. Namun, masalah muncul ketika pemerintah berencana membuat jalan komersial yang menghubungkan kawasan Lake Victoria yang terasing ke pelabuhan-pelabuhan di Samudra Hindia, seperti Dar es Salaam.
Kini, jalur migrasi mereka merupakan fokus perdebatan atas proposal pembangunan jalan raya komersial.
Dengan adanya proyek pembangunan jalan raya ini jelas menggangu jalur migrasi yang biasa dilewati hewan-hewan di Taman Nasional Serengeti, untuk mencari makan saat musim kering melanda. Tak pelak proyek pembangunan jalan raya ini mengundang perdebatan berbagai pihak.
Saat ini sedang dilakukan penelitian atas kelayakan tanah di kedua lajur di sepanjang jalur Serengeti sebelah utara. Para ahli konservasi mengungkapkan bahwa ratusan truk akan memanfaatkan jalur itu dalam setiap harinya, meningkatkan risiko jumlah tabrakan dengan satwa yang sedang bermigrasi serta kemungkinan perburuan.
Mereka menawarkan rute yang lebih panjang ke arah selatan, yang sekaligus menghindari taman nasional tersebut. Bukanlah hal yang mudah bagi pemerintah untuk memutuskan jalan terbaik bagi mobilisasi hewan dan proyek pembangunan jalan raya komersial.
Tanzania kini menghadapi keputusan berat untuk menyeimbangkan antara pembangunan dengan perlindungan terhadap satwa liar yang merupakan ikon negara mereka.
(Kisah mengenai Pembangunan Jalan Baru di Serengeti pernah dimuat National Geographic Indonesia pada Desember 2010 dengan berbagai tambahan informasi)
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR