Bangunan-bangunan tua bukanlah bangunan usang. Mereka mengandung banyak jejak sejarah, baik dari segi arsitektur, pola kerja saat bangunan itu dipakai, sampai dengan bukti kejayaan masa lalu sebuah kota. Melestarikan bangunan warisan budaya bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya dengan memotretnya.
Bank Mandiri belum lama berselang memanfaatkan jasa beberapa fotografer yang antara lain Edward Tigor Siahaan dan Yori Antar untuk memotret bangunan-bangunan tua yang mereka miliki di berbagai kota. Bangunan peninggalan zaman Belanda itu umumnya masih terawat baik, dan dari sisi arsitektur cukup menonjol.
Dengan hasil pemotretan yang sebagian ditampilkan di halaman ini, setidaknya kita bisa merasakan pesona masa lalu yang sangat kuat. Bank Mandiri dengan sadar telah melakukan peneguhan tekad bahwa bangunan tua adalah aset yang sangat berharga.
Bagaimana sebaiknya memotret bangunan-bangunan tua? Apakah harus hitam putih?
Sesungguhnya hitam putih atau berwarna semata pilihan akhir. Umumnya, bangunan-bangunan tua tidak dicat warna- warni. Maka, untuk ”menetralkan” dengan kondisi sekitarnya, biasanya pilihan hitam putihlah yang diambil walaupun ini bukanlah pilihan wajib.
Pertimbangan dalam memotret bangunan tua ada beberapa, yaitu bentuk bangunan itu sendiri, harmoni dengan sekitarnya serta detail.
Bentuk bangunan di masa lalu sangat dipengaruhi oleh gaya arsiteknya, dan juga kemauan serta guna bangunan itu saat dirancang. Potretlah dari sudut yang sedemikian rupa sehingga didapat gambaran dua dimensi yang seakan menggambar kondisi tiga dimensi bangunan aslinya.
Dengan pemikiran yang hampir sama, harmoni dengan lingkungan sekitar harus dipotret dari sudut yang benar-benar mencerminkan harmoni itu. Sedangkan detail adalah bagian-bagian unik sebuah bangunan tua yang sangat khas, yang sangat membedakannya dengan bangunan-bangunan seusia.
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR