Bukan rahasia lagi jika beberapa pemikir besar, artis, dan musisi secara terbuka mengakui mereka pernah menggunakan obat terlarang. Steve Jobs dan Bill Gates juga mengakui pernah menggunakan LSD pada usia muda. Sementara Sigmund Freud dan Thomas Edison pernah ketagihan kokain.
Sebuah penelitian ilmiah berhasil mengungkapkan kaitan antara orang-orang jenius itu dan penggunaan obat terlarang.
Menggunakan data National Child Development Study tahun 1958, para peneliti melaporkan bahwa anak-anak dengan IQ tinggi punya kecenderungan menggunakan obat terlarang pada masa depan.
Penelitian lain yang menyurvei 17.416 orang pada tahun 2011 juga mengindikasikan bahwa anak-anak cerdas cenderung memakai obat terlarang pada usia remaja dibandingkan dengan anak yang tingkat kecerdasannya lebih rendah.
James White, ketua peneliti, mengatakan, hal tersebut mungkin berhubungan dengan kemampuan membuat keputusan. Anak-anak dengan tingkat IQ tinggi cenderung makan secara sehat, bergaya hidup aktif, dan lebih jarang merokok. Gaya hidup tersebut dalam perspektif ilmu dianggap sehat.
Nah, karena orang dengan tingkat kecerdasan tinggi selalu membuat keputusan berdasarkan bukti, ada kemungkinan mereka bereksperimen untuk mencoba narkoba karena tidak ada data yang menyebutkan efek dari sesekali menggunakan obat terlarang.
"Berbeda dengan efek kecanduan rokok atau narkoba yang sudah banyak didokumentasikan, efek menggunakan ganja yang tidak sering, tidak banyak diketahui," katanya.
Pakar psikolog evolusi Satoshi Kanazawa memberikan penjelasan yang berbeda. Ia mengutip teori The Savanna Principle yang menyebutkan, sulit bagi otak manusia untuk berurusan dengan situasi yang tidak ada di lingkungan nenek moyang.
Menurut Kanazawa, orang-orang jenius masuk ke dalam lingkungan baru dan lebih mampu menghadapi situasi baru dibanding dengan orang kebanyakan. Ini bisa menjelaskan mengapa dorongan untuk mengenali hal-hal baru, dalam hal ini adalah mencoba obat terlarang lebih direspons oleh para jenius.
"Hipotesis menyebutkan bahwa semakin cerdas seseorang, semakin besar kemungkinan mereka mencoba minuman beralkohol karena kandungan dan cara konsumsinya adalah sesuatu yang secara evolusi baru," katanya.
Pendapat lain menyebutkan, anak jenius cenderung memakai obat terlarang karena ada tekanan dan pengucilan dari lingkungannya. Dengan demikian, mereka merasa perlu mencari pengalaman baru dan cara untuk menghadapi kenyataan sebagai "orang yang berbeda" dari orang kebanyakan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR