Membayangkan ada monster laut yang berdiam di dasar menanti mangsa, sudah terdengar menakutkan. Apalagi ditambah fakta bahwa mereka mampu mengejar mangsa dengan kecepatan seperti hiu putih masa kini.
Inilah fakta yang terkuak mengenai mosasaurus dalam jurnal Nature Communication, Selasa (10/9). Spesimen berusia 72 juta tahun dari Prognathodon, genus dari mosasaurus, yang ditemukan di Yordania pada 2008, mengungkap adanya sirip mirip jaringan lunak di bagian ekornya. Cetakan sirip ini menunjukkan bahwa grup dari monster laut purba ini punyai ekor kuat, mirip dengan yang dipunyai hiu masa modern.
Mosasaurus adalah reptil air yang berkeliaran di laut dan aliran air tawar sekitar 98 - 66 juta tahun lalu. Penemuan adanya jaringan lunak ini tidaklah disangka oleh Michael Polcyn, paleontolog vertebrata dari Southern Methodist University, Dallas, Texas, Amerika Serikat.
Fosil ini bahkan terawetkan dengan baik hingga para peneliti bisa melihat arah serat yang mengeras. "Anda juga bisa melihat uraian skalanya," tambah Johan Lindgren, pendamping dalam penelitian ini yang juga seorang paleontolog vertebrata dari Lund University, Swedia.
Mempertanyakan masa lampau
Selama 200 tahun, para peneliti mengira mosasaurus punya ekor mirip dengan ular laut. Lantaran mosasaurus nyatanya adalah kadal, mereka awalnya mengira pastilah ekor dari reptil ini mirip dengan relatif sesama kadal.
Namun, anggapan itu membuat monster laut ini miliki keterbatasan saat menyergap. "Sudah jadi anggapan umum bahwa kecepatan renang mereka lambat dan hal terbaik yang bisa mereka lakukan hanyalah menerjang dengan cepat," kata Burce Young, peneliti dari Kirksville College of Osteopathic Medicine di Missouri, AS yang mempelajari gerak reptil.
Bersamaan dengan penemuan baru ini, muncul pemikiran mungkinkah mosasaurus berenang menuju ke mangsanya? "Ini membuka cara baru menginterpretasikan hewan tersebut." kata Young.
Warisan kuno
Spesimen Prognathodon yang ditemukan di Yordania, miliki panjang hanya sekitar dua meter dan diperkirakan masih anak-anak. Bila sudah beranjak dewasa, genus dari Prognathodon bisa mencapai panjang sepuluh meter.
Penemuannya sendiri dilakukan oleh para pekerja yang tengah mencari bahan untuk keramik. Saat membelah batu kapur, mereka menemukan spesimen mosasurus di dalamnya.
Hani Kaddumi dari Eternal River Museum of Natural History di Amman, dihubungi untuk kemudian mengambil fosil tersebut. Fosil itu masuk dalam koleksi museum sebelum akhirnya dilihat Lindgren pada 2011.
Sayangnya, penemuan lebih lanjut tidak bisa dilakukan karena situs tempat fosil ditemukan adalah milik perusahaan. "Kita harus bergantung pada para pekerja untuk menemukan fosil lebih banyak lagi," kata Lindgren. Dicurigai, sisa fosil yang ditemukan malah dijual ke pasar gelap oleh para pekerja yang menemukannya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR