Dari sebuah studi, kita akhirnya memiliki bukti bahwa dengung pada malam-malam musim panas merupakan suara aktivitas menghisap darah yang sudah berlangsung sejak 46 juta tahun lalu.
Para ilmuwan menemukan darah pada fosil nyamuk di dalam tetesan minyak di kawasan barat laut Montana. Peneliti kemudian menemukan hisapan darah terakhir serangga itu dengan mendeteksi heme - sebuah pigmen pada sel darah merah - melalui metode non-destruktif khusus yakni x-ray spectrometry.
Ini merupakan temuan penting karena "molekul besar yang kompleks ternyata mampu bertahan dalam jangka waktu panjang", kata Dale Greenwalt, peneliti relawan dari National Museum of Natural History, Smithsonian Institution yang mengetuai studi baru tersebut.
46 juta tahun lalu, Bumi merupakan tempat yang sangat berbeda, seperti yang dikenal sebagai Eocene epoch. Hangat, memiliki iklim yang nyaman, dengan pepohonan palem bisa tumbuh hingga mencapai ke utara, seperti yang saat ini dikenal dengan Alaska. Setelah musnahnya dinosaurus, kadal, megafauna, dan mamalia awal menjelajahi daratan. Dan yang tak henti-hentinya berdengung di sekitar mereka adalah hama yang sangat akrab dengan kita. Nyamuk.
Satu-satunya
Terkait darah apa yang disantap nyamuk purba tersebut sebelum ia dibekukan oleh waktu, para peneliti hanya bisa berspekulasi. Menurut Greenwalt, nyamuk tersebut kemungkinan berasal dari genus Culiseta, yang bisa menyediakan petunjuk.
"Beberapa spesies nyamuk dari genus Culiseta yang hidup saat ini menghisap darah burung. Iklimnya subtropis dan yang hadir di hutan-hutan yang mengelilingi danau adalah primata kecil yang serupa dengan tarsius yang saat ini hanya hidup di Indonesia," kata Greenwalt yang studinya dimuat di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Menghisap darah (atau nama lainnya hematophagy) merupakan praktek yang umum terjadi di kalangan serangga. Mulai dari kutu sampai nyamuk, jumlah serangga yang melakukan hal tersebut bahkan mencapai 14.000 spesies.
Namun berbeda dengan fantasi di film Jurassic Park di mana seekor nyamuk yang penuh dengan darah dinosaurus membeku di dalam amber, menemukan spesimen yang bertahan selama jutaan tahun tanpa mengalami kerusakan merupakan hal yang sulit.
Menurut Greenwalt, "Peluang seekor nyamuk penuh darah dengan perut yang sangat ringkih dan membesar seperti balon, bisa tersimpan dengan utuh amat sangat kecil; spesimen ini merupakan satu-satunya."
Velociraptor peliharaan tak memungkinkan
Setelah heme teridentifikasi dalam spesimen baru ini, menemukan DNA merupakan persoalan yang lebih rumit. Skenario di mana DNA bisa dipulihkan dari nyamuk yang membeku a la Jurassic Park dan membuatnya menjadi seekor dinosaurus baru, sejauh ini belum pernah dilakukan.
"DNA bahkan jauh lebih ringkih, dan studi baru-baru ini menunjukkan bahwa meski baru beberapa ribu tahun, DNA sudah terdegradasi sepenuhnya," kata Greenwalt.
"Memang, tidak ada yang tahu apa yang bisa dimungkinkan oleh teknologi masa depan, tetapi untuk saat ini, fosil DNA hanya ada di film-film." Jadi, mereka yang ingin memelihara velociraptor sebagai hewan peliharaan masih harus menunggu.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR