Akhir pekan ini bakal ada perhelatan jazz di Banyuwangi, Jawa Timur. Banyuwangi Beach Jazz Festival (BBJF), acara yang masuk dalam rangkaian Banyuwangi Festival 2013 ini akan dihelat pada Sabtu (16/11), di Pantai Boom, Banyuwangi.
”Ini merupakan bagian dari event tourism yang kami gelar dalam rangkaian Banyuwangi Festival. Acara ini kami gelar dengan berbasis pada potensi lokal, misalnya jazz pantai ini sekaligus mempromosikan pantai-pantai yang indah di Banyuwangi,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Kamis. Banyuwangi adalah daerah dengan garis pantai terpanjang di Jawa Timur.
Memadukan eksotisme panorama Selat Bali dan performa musisi jazz papan atas tanah air, BBJF dibawa melangkah ke jenjang yang berbeda dalam balutan nuansa berkelas.
Musisi yang diusung salah satunya adalah Trio Lestari yang terdiri atas tiga musisi papan atas Indonesia, yakni Glenn Fredly, Tompi, dan Sandhy Sondoro. ”Musikalitas yang tinggi dari ketiganya dipastikan mampu memberi pertunjukan yang luar biasa,” kata Anas.
Pada gelaran jazz di Banyuwangi tahun lalu, tempat yang dipilih sebagai lokasi pentas adalah Gelanggang Seni Budaya (Gesibu). Tahun ini, acara jazz tersebut muncul dengan konsep berbeda. Pantai dipilih sebagai venue karena memberikan nuansa lain yang masih jarang ditemukan pada pementasan jazz lainnya.
“Kami memilih pantai karena ingin pertunjukan jazz ini memberi sensasi baru dibanding perhelatan jazz yang biasa ditemui. Dan Pantai Boom dipilih karena lokasinya yang terjangkau karena dekat dengan kota Banyuwangi,” papar Anas.
Tidak hanya Trio Lestari, pencinta jazz juga akan menampilkan Syaharani and Queenfireworks ESQI:EF. Syaharani menjadi salah satu diva jazz tanah air yang akan ikut memanaskan panggung BBJF dengan lagu-lagunya yang dikemas apik. ”Syaharani and queenfireworks akan mampu memberi sentuhan cita rasa orisinal jazz,” ujar Anas.
Selain akan membawakan lagu-lagu andalannya, Syaharani direncanakan akan membawakan lagu Using (suku asli Banyuwangi), yakni Pethetan. Lagu ini diaransemen bareng antara ESQI:EF dan musisi lokal asal Kemiren, sebuah desa yang dikenal sebagai Desa Wisata Using.
”Perpaduan musik etnik dan jazz ini menjadi penanda penting terciptanya harmoni peradaban, sebuah jembatan untuk menggali kearifan lokal melalui pendekatan musik,” kata Anas.
Bupati menegaskan, selain menghadirkan musik jazz dari musisi nasional, persentuhan jazz dengan musik etnik lokal juga hadir sebagai ciri khas gelaran jazz di Banyuwangi. ”BBJF selalu memberikan ruang bagi musik etnik lokal untuk melebur dengan irama rhytim jazz. Pastinya ini akan menghasilkan sebuah pengalaman musik yang menarik. Ini bagian dari eksplorasi musik yang menjanjikan pengalaman tak terlupakan,” ujar Anas.
Gelaran jazz pantai di Banyuwangi dimulai pukul 15.00 WIB dengan musik Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2013 sebagai pembuka, yang dilanjutkan dengan kolaborasi musik etnik lokal dan jazz, yang bakal mencapai puncak dengan penampilan Trio Lestari.
Anas menambahkan, pariwisata dengan balutan acara menjadi salah satu jurus Banyuwangi untuk menggenjot sektor pariwisata. ”Melalui pariwisata dengan balutan acara seperti jazz pantai, Banyuwangi Ethno Carnival September lalu, atau pertunjukan kolosal seribu penari gandrung akhir November nanti, dampak positifnya ke daerah cukup banyak,” kata Anas.
Dia mencontohkan terjadinya peningkatan perputaran ekonomi di mana semakin banyak wisatawan datang ke kabupaten berjuluk The Sunrise of Java tersebut.
”Agenda pariwisata menjadi alat pemasaran untuk memperluas destination life-cycle sehingga daerah tidak hanya dikenal melalui satu atau dua destinasi wisata. Selepas menikmati acara, wisatawan juga bakal timbul minat menjelajahi destinasi lain seperti Kawah Ijen atau Pantai Pulau Merah di Banyuwangi,” tambah Anas.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR