Aktivitas Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatra Utara (Sumut), terus meningkat. Status pun dinaikkan dari Siaga III menjadi Awas IV. Hingga Minggu (24/11), muntahan debu dari gunung api ini sudah mulai menutupi Medan.
Hendrasto, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Minggu pagi (24/11), mengatakan status dinaikkan jadi awas IV, karena diduga ada peningkatan intensitas letusan dan diperkirakan meletus lagi. Lontaran material berukuran 3-4 cm pun makin luas mencapai empat kilometer.
Berdasarkan analisis, empat desa harus kosong, yaitu Desa Kutagunggung, Kutarakyat, Sigarang-garang dan Sukanalu. “Masyarakat dengan radius 3-5 kilometer dari kaki Sinabung, segera dievakuasi. Karena lontaran batu vulkanis sudah keluar dan jatuh cukup jauh,” katanya di Medan. Dari pemantauan di pos pengamatan Gunung Sinabung, sepanjang Sabtu malam hingga Minggu pagi, terjadi delapan kali erupsi.
Putong, Komandan Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung, mengatakan, setelah kenaikan status, pihaknya terus evakuasi warga. “Perkiraan awal sekitar 15.000 jiwa yang tinggal di radius lima kilometer harus mengungsi.”
Menurut dia, tim gabungan penanggulangan bencana terus bergerak ke lokasi-lokasi yang dianggap berbahaya. Jumlahnya 500 orang, terdiri atas TNI, Polri, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, dibantu instansi di provinsi dan kabupaten, serta relawan.
“Truk untuk evakuasi sepertinya harus ditambah jika ada peningkatan status, atau antisipasi untuk kondisi terburuk. Kebutuhan lain makanan, masker, pakaian, selimut, tikar, makanan bayi, sanitasi, psikososial, dan layanan kesehatan.”
Kenaikan status ini menyebabkan warga desa yang diungsikan di atas radius lima kilometer, jumlah pengungsi terus bertambah. Hingga 24 November 2013, pengungsi di 20 titik sekitar 12.300 jiwa.
Sepanjang Sabtu malam (23/11) hingga Minggu pagi, Gunung Sinabung meletus delapan kali. Letusan ini, menyebabkan debu vulkanis dan lahar dingin serta awan panas. Bahkan, angin yang kencang, membawa debu vulkanis sampai ke Deliserdang dan Medan.
Tampak debu vulkanis berwarna putih jatuh ke rumah warga dan pepohonan. Kaca mobil di jalanan dan pohon-pohon di Kota Medan tertutup debu warna putih. Libur akhir pekan ini, masyarakat memilih istirahat di rumah. "Debu tebal sekali. Bahaya kalau terhirup, bisa terserang penyakit saluran pernapasan,” kata Juni Cintya Borotan, warga Medan.
“Kita sudah siapkan masker dan membagikan ke pengguna jalan yang melintas Medan, dan bagi siapa saja yang membutuhkan,” kata Asren Nasution, Kepala BNPB Sumut. Dia berharap, warga Medan, mulai waspada, dan disarankan memilih tinggal di dalam rumah.
Meskipun debu di dua daerah ini tak begitu menganggu, namun Minggu pagi, sejumlah maskapai penerbangan di Bandara Kuala Namu International Airport (KNIA) Deliserdang, sempat menunda penerbangan. Menjelang siang, penerbangan mulai normal.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR