Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) mengakui bahwa banjir bandang yang melanda beberapa desa di Kecamatan Ratahan akibat dari perambahan hutan yang terjadi di daerah bagian gunung.
"Ilegal logging kemungkinan besar menjadi penyebab terjadi banjir bandang yang besar seperti ini," ujar Sumendap ketika meninjau lokasi bencana, Jumat (6/12) sore tadi. Sumendap berjanji akan menindak tegas pelaku perambah hutan dan illegal logging.
Banjir bandang yang terjadi pada Kamis (5/12) kemarin sore itu telah menyebabkan puluhan rumah warga rusak dan puluhan hektar sawah juga terendam lumpur tebal yang terbawa banjir. Tidak hanya itu, banjir yang terjadi tiba-tiba itu juga membawa kayu-kayu gelondongan berukuran besar dan menghantam rumah warga di tepi sungai.
"Saya sudah puluhan tahun tinggal di situ. Memang air sering naik kalau hujan datang, tetapi tidak seperti ini," ujar Joice Antow, warga Desa Lowu 1, yang dua rumahnya rata dengan tanah.
Seorang warga lainnya, Yonas Roros juga membenarkan, banjir bandang yang menerjang wilayah mereka merupakan terbesar sejak 12 tahun terakhir. "Biasanya, ada siklus enam tahunan, tetapi baru kali ini banjir datang dengan lumpur yang tebal dan kayu-kayu," kata Yonas.
Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, banjir bandang tersebut merupakan longsoran yang terjadi di wilayah gunung Tamporo. Di daerah itu, perambahan hutan sering terjadi. Diduga saat hujan lebat kemarin, tanah di lereng gunung Tamporo tidak bisa lagi menahan beban air, sehingga longsor dan menuju ke arah sungai. Longsoran itu kemudian membawa tanah dan lumpur tebal serta ribuan kayu berbagai ukuran yang kemudian merusak rumah warga di tepi sungai.
Banjir kiriman juga dirasakan warga di Kecamatan Molompar. Dilaporkan, ada sekitar 80 rumah warga di kecamatan itu terendam air setinggi lutut orang dewasa. Kini, pemerintah Kabupaten Mitra sudah mengerahkan berbagai alat berat ke lokasi bencana terutama di lima desa yang ada di Ratahan untuk membantu warga menyingkirkan lumpur dan kayu-kayu besar di bekas terjangan banjir.
"Walau kami belum menghitung secara pasti berapa kerugian akibat banjir ini, namun diperkirakan melebihi Rp 20 miliar," ujar Sumendap.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR