Nationalgeographic.co.id– Kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sempat melonjak tajam pada awal Juni 2021. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan, jumlah kasus positif di kabupaten ini melonjak hingga 30 persen dalam sepekan.
Kabar baiknya, Kabupaten Kudus segera berbenah dengan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, penguatan tracing, testing, dan treatment (3T), penyediaan ruang isolasi terpusat, serta pelaksanaan vaksinasi massal.
“Alhamdulillah, untuk saat ini sangat landau sekali. Bahkan Kudus saat ini ada di (PPKM) level 2,” ujar Bupati Kudus Hartopo dalam acara Dialog Produktif Semangat Selasa: Kisah Keberhasilan Vaksinasi Dari Kudus yang digelar Forum Merdeka Barat 9 di kanal Youtube FMB9ID_IKP, Selasa (31/8/2021).
Hartopo menjelaskan, lonjakan kasus Covid-19 yang pernah mencapai 2.300 kasus per hari diakibatkan tradisi anjang sana atau bersilaturahmi ke kerabat saat perayaan Idul Fitri lalu.
“Masyarakat yang kerja di luar kota banyak yang pulang. Meski sudah dilarang dan ada penyekatan, akhirnya kucing-kucingan dan masuk ke kabupaten. Ditambah di Kudus ada tradisi anjang sana, banyak di situ yang lepas protokol kesehatan (prokes), sehingga menjadi potensi penyebaran Covid-19 yang sangat luar biasa,” jelasnya.
Tak ayal, jumlah kasus positif dan kematian di Kudus pun meningkat drastis dalam dua pekan.
Hartopo mengungkapkan, pihaknya pun segera merangkul tokoh masyarakat, tokoh agama, jajaran stakeholder untuk melakukan penataan dari tingkat yang terkecil, yaitu rukun tetangga (RT).
Baca Juga: Perkembangan Kasus Covid-19 Masih Fluktuatif, Satgas Covid-19 Imbau Masyarakat Taat Protokol 3M
Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus membentuk satgas di tingkat RT untuk memperketat PPKM mikro dan membantu penanganan di tingkat bawah, seperti menghimpun donasi untuk warga yang menjalani isolasi mandiri.
Kemudian, Satgas RT juga selalu melaporkan perkembangan kasus kepada perangkat desa, yang akhirnya diteruskan ke kecamatan, kabupaten, hingga provinsi.
“Jadi update harus selalu ada, tidak menunggu harian tapi per jam atau dua jam. Ada permasalahan dilaporkan, langsung kami tangani bareng-bareng. Ini yang membuat kerja menjadi ringan dan kasus mudah kami atasi segera,” tuturnya.
Tak hanya itu, lonjakan kasus di Kudus juga mendapatkan perhatian dari presiden, menteri, hingga Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan memberikan bantuan, seperti tenaga kesehatan, alat pelindung diri, dan lainnya.
Penulis | : | Inang Jalaludin Shofihara |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR