Jantung buatan sungguhan pertama berhasil bekerja atau berdetak di tubuh seorang pria Prancis berusia 75 tahun. Pria itu mendapatkan transplantasi jantung lewat operasi selama 10 jam di Georges Pompidou European Hospital seminggu sebelum Natal tahun ini.
Tak seperti jantung buatan yang hanya ditargetkan bekerja hingga ada donor jantung, jantung buatan bernama "Carmat" ini ditargetkan bisa menggantikan fungsi jantung selama lima tahun serta memungkinkan pemiliknya menjalankan aktivitas normal.
"Kita telah melihat alat seperti ini sebelumnya, tapi semuanya punya otonomi yang rendah. Jantung buatan ini memungkinkan lebih banyak gerak dan risiko penggumpalan lebih sedikit," kata Alain Carpentier, orang yang menciptakan jantung buatan ini.
Carpentier, seperti dikutip situs Smithsonian Magazine, Rabu (25/12), mengatakan bahwa jantung buatan yang dikembangkannya mendekati yang sebenarnya, mampu secara otomatis mengatur kontraksi dan relaksasinya.
Dalam jantung buatan itu, terdapat sensor dan prosesor mikro yang bisa memantau perubahan internal tubuh sehingga bisa mengatur aliran darah sesuai yang dibutuhkan. Aliran bisa lebih cepat atau lambat sesuai dengan aktivitas penggunanya.
Karakteristik itu membedakan jantung buatan ini dengan yang sebelumnya. Jantung buatan lain berdetak secara konstan sehingga penggunanya harus mencegah aktivitas berlebihan atau akan mengalami kelelahan dengan cepat.
Bagian luar jantung buatan itu terbuat dari jaringan otot sapi. Dengan terbuat dari jaringan makhluk hidup, risiko penggumpalan yang biasa muncul jika jantung buatan dibuat dengan bahan artifisial bisa dikurangi.
Carmat dikembangkan selama 25 tahun. Saat ini, uji coba jantung buatan ini pada manusia sudah diperbolehkan di Perancis, Belgia, Polandia, Slovenia, dan Arab Saudi. Uji coba pada manusia akan dilakukan hingga akhir 2014. Jika lancar, jantung buatan ini bisa dipasarkan tahun 2015.
Meski mungkin terdengar menjanjikan, jantung buatan ini mungkin terlalu mahal untuk dijangkau banyak orang. Biaya pembuatan jantung ini bisa mencapai 29,5 miliar.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR