Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, masih intensif bererupsi. Dalam sehari setidaknya terjadi 100 kali gempa hibrid, yaitu gempa yang menandakan pembentukan kubah lava. Sementara gempa dalam mencapai 7-10 kali dalam sehari— yang berarti terus terjadi pasokan energi dari dalam gunung.
Setelah lebih dari empat bulan, tak ada yang bisa memprediksi kapan letusan Sinabung ataupun suplai magma itu berakhir. "Belum ada tanda-tanda Sinabung mereda. Intensitasnya masih naik turun," kata I Gede Suantika, Pejabat Pelaksana Bidang Bidang Penyelidikan dan Pengamatan Gunung PVMBG.
Tingginya aktivitas Sinabung menyebabkan hujan abu setebal 2 sentimeter di Desa Payung, Guru Kinayan, Sibintung, dan Tiga Pancur. Kondisi desa-desa yang sebelumnya dilanda hujan abu kini semakin parah.
Jalanan menjadi licin akibat hujan. Sejumlah warga yang belum mengungsi mencoba meninggalkan rumah. "Tak mungkin kami bertahan [dari erupsi]," ujar Era Sembiring (34), warga Desa Payung.
Sejauh ini, jumlah pengungsi erupsi Sinabung mencapai 25.810 jiwa (8.040 keluarga). Dari jumlah itu terdapat 1.227 pengungsi lansia dan 607 bayi. Mereka tersebar di 38 pengungsian di Kabanjahe, Berastagi, Tiga Binanga, dan Simpang Empat.
Alat electronic distance meters (EDM) menunjukkan, gunung ini juga terdeteksi mengembang atau deformasi sekitar 5 milimeter dari Januari 2013.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR