Menikmati unagi tidak harus jauh-jauh ke Jepang. Anda bisa nikmati unagi ala Banyuwangi, di Banyuwangi, Jawa Timur. Unagi merupakan masakan Jepang yang sudah dikonsumsi mulai abad ke-7 sebagai makanan yang kaya protein, kalsium, vitamin A dan E yang berbahan ikan Sidat.
Mutiara Ulya pemilik Galeri Singgasana Sidat Banyuwangi, Kamis (6/2) mengatakan, "Masakan berbahan dasar Sidat dianggap sebagai sumber daya tahan untuk laki-laki. Selain itu Sidat mempunyai kandungan gizi 25 kali lebih banyak dibandingkan susu, 2 kali ikan salmon serta memiliki omega tinggi. Ibu hamil juga bagus mengkonsumsinya karena akan menambah kecerdasan otak bayi dan membuat daya tahan tubuh meningkat," jelasnya.
Tidak susah mendapatkan ikan Sidat di Banyuwangi. Masyarakat dari kabupaten "Sunrise of Java" ini lebih mengenal Sidat dengan sebutan Uling. "Kalau di Jepang, Sidat tanpa tulang diolah menjadi unagi-no-kabayaki atau sidat panggang yang diberi saus manis kabayaki semacam teriyaki. Atau ada juga direbus. Kalau di Banyuwangi, Sidat biasanya dipepes atau dikenal dengan pelasan uling," jelas Mutiara Ulya, pemilik galeri Singgana Sidat Banyuwangi.
Mutiara Ulya menjelaskan Ikan Sidat dibersihkan dan dipotong-potong serta dicuci bersih. "Untuk bumbunya sederhana hanya cabai merah, cabai rawit, asam jawa, gula merah. Ada juga tomat yang dipotong-potong untuk menghasilkan rasa segar dan pas dengan daging Sidat yang lembut," ujarnya.
Setelah bumbu siap, maka dicampur dengan Sidat yang sudah dipotong-potong lalu dibungkus daun pisang. "Satu pelasan berisi dua atau tiga potong daging Sidat. Lalu kemudian dikukus sebentar lalu dibakar agar aroma dagingnya keluar. Memang sengaja tidak diambil durinya karena pelanggan bilang sensasinya lebih terasa," katanya.
Mutiara membanderol harga Rp 15.000 per satu pelasan. "Biasanya yang datang dari rombongan luar kota, keluarga juga ada dan makannya di atas kolam. Kami memang menyediakan semacam saung tepat di tengah tambak. Jadi pengunjung juga bisa melihat langsung budidaya ikan tawar di sini. Makan juga sekaligus belajar karena disini ada juga ikan nila, ikan koi dan lele," jelasnya.
Sementara itu Putri Akmal, warga Banyuwangi mengaku sudah beberapa kali makan pelasan Sidat bersama keluarganya. "Saya tahunya ini Uling. Dulu keluarga sering masak kalau pas nangkap di sungai. Soalnya kan belum ada yang membudidayakannya. Jadi masaknya ya kalau pas nemu aja. Saya juga baru tahu kalau di Jepang ini makanan mahal. Kalau di sini murah, nggak usah jauh-jauh ke Jepang buat makan," katanya seraya tertawa.
Putri mengaku daging Sidat yang lembut pas sekali dengan bumbu tradisional yang bercita rasa. "Makannya pake nasi hangat jadi lupa kalau punya utang."
Penasaran dengan rasa pelasan uling, unagi Jepang versi Banyuwangi? Ditunggu di Banyuwangi. Rasanya yang pedas, asam, dan segar membuat selalu ketagihan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR