Salah satu bentuk akulturasi budaya, pada awalnya kebaya nyonya didominasi warna putih. Akulturasi budaya Cina di nusantara tak terhitung banyaknya. Selain bahasa, makanan, adat-istiadat, juga ada busana.
Simak 12 fakta tentang kebaya nyonya berikut ini.
1. Persilangan budaya Cina di nusantara atau yang biasa disebut budaya peranakan muncul tahun 1880-an, saat imigran dari Yunan mulai berdatangan dan menikah dengan wanita lokal.
2. Salah satu pengaruhnya adalah muncul cara berpakaian yang disebut “Baba” untuk pria dan “Nyonya” untuk perempuan.
3. Ciri khas kebaya nyonya di antaranya menggunakan bahan wol Paris dan adanya elemen klasik berupa renda lebar. Kebaya nyonya ukurannya pendek, hanya sampai batas atas pinggul, sehingga praktis digunakan.
4. Pada masa pendudukan Belanda, kebaya nyonya didominasi warna putih. Ini merupakan bukti akulturasi, sebab warna putih tidak lazim digunakan masyarakat Cina, karena melambangkan kedukaan.
5. Setelah perang Dunia II, kebaya nyonya didominasi warna-warna cerah dan dipadukan dengan sarung atau kain batik bermotif burung hong, phoenix , liong, naga, hingga bunga peony.
6. Kebaya nyonya biasanya dipadankan dengan selop tertutup atau selop terbuka dari bahan kulit.
7. Kebaya nyonya yang digunakan untuk acara malam hari biasanya berhias bordir yang ramai dan meriah.
8. Kesalahan yang sering terjadi adalah penggunaan istilah kebaya encim, padahal encim hanya merujuk pada sebutan untuk tante. Istilah yang tepat adalah kebaya nyonya.
9. Kebaya kutu baru sering disamakan dengan kebaya nyonya, padahal kebaya nyonya tidak menggunakan kutu baru.
10. Busana peranakan tidak didominasi warna merah, namun lebih banyak menggunakan warna terang seperti fuchsia, hijau lemon, turquoise, atau biru benhur.
11. Kebaya nyonya juga tercatat dalam budaya Malaysia. Hanya bedanya, kebaya nyonya di Malaysia modelnya bagian bawah sengaja dibuat terbuka dan memilki jahitan dari bahu ke bawah. Sedangkan kebaya nyonya dari Indonesia modelnya lurus dan tertutup.
12. Busana model cheongsam selama ini lebih dikenal ketimbang kebaya nyonya, padahal busana cheongsam sebenarnya hanya dikenakan saat pesta sebagai fancy dress.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR