PT Angkasa Pura I secara resmi mengumumkan penggunaan terminal baru Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan pada Sabtu, (22/3). Terminal seluas 110.000 m2 dengan kapasitas 10 juta penumpang per tahun ini dikerjakan selama 32 bulan sejak Agustus 2011 hingga Maret 2014, dengan total investasi sekitar Rp 2 triliun.
“Beroperasinya terminal baru Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan ini merupakan komitmen Angkasa Pura I untuk semakin meningkatkan layanan kepada pengguna jasa bandara,” ujar Operation Director PT Angkasa Pura I (Persero) Yushan Sayuti, di Sepinggan (22/3).
Dengan demikian, saat ini Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan dipastikan menjadi bandara terbesar di kawasan timur Indonesia. Bandara ini mengusung konsep eco-airport dengan memanfaatkan secara maksimal penerangan sinar matahari, pengaturan air conditioner untuk mengurangi konsumsi energi, serta pemanfaatan air limbah yang dapat digunakan kembali.
Sebelumnya, Bandara Internasional Sepinggan telah mengalami over capacity. Dengan kapasitas hanya 1,7 juta penumpang per tahun, bandara kebanggaan masyarakat Kalimantan Timur ini telah melayani 7,1 juta penumpang di tahun 2013, tumbuh 16% dibanding tahun 2012 yang berjumlah 6,4 juta penumpang.
Terminal Bandara Sepinggan baru ini dilengkapi dengan fasilitas yang lebih memadai dan modern. Terdapat 11 unit garbarata, 74 konter check-in, 8 unit conveyor, danapron seluas 140.900 m2. Hal yang utama adalah pengaplikasian Airport Operation Data Base (AODB) dimana operasional bandara disesuaikan dengan jumlah dan kebutuhan layanan penumpang yang ditangani saat itu. Bandara ini juga dilengkapi dengan HBS (hold baggage screening) level 4 dan memiliki gedung parkir empat lantai yang mampu menampung hingga 2.300 unit kendaraan.
Selain itu, Bandara Internasional Sepinggan akan menjadi bandara pertama di Indonesia yang memiliki konsep boutique mall, yaitu perpaduan antara mal dan bandara. Pengunjung diperbolehkan masuk ke dalam gedung terminal hingga area check-in. Hal ini akan menciptakan pengalaman yang unik di dalam bandara bagi para pengunjung, sekaligus sebagai upaya Angkasa Pura I dalam meningkatkan pendapatan non-aeronautika.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR