Pada lantai sebuah gua di gurun di pelosok Meksiko, peneliti mendapati lapisan yang diduga sebagai fosil kotoran.
Penemuan menarik ini terjadi tidak disengaja ketika tim peneliti yang terdiri dari kelompok University of California-Riverside, US Geological Survey, Oregon State University, serta East Tennessee State University sedang mencari jejak-jejak tikus tanah kuno di wilayah pegunungan Sierra Kunkaak, lokasi sebelah timur Pulau Tiburón yang tak berpenguni.
Berdasarkan analisis sampel DNA dan perbandingan yang mereka lakukan, dapat disimpulkan fosil tersebut merupakan tinja ternak yang berusia lebih dari 1500 tahun lalu, dan baik DNA, bentuk, dan ukuran cocok dengan feses domba bighorn (Ovis canadensis) —sejenis domba gurun— yang hidup sekarang.
Teori domba bighorn pernah tinggal di pulau gurun terbesar di Teluk California itu, tetapi musnah pada kurun antara abad 6 dan abad 20, bisa terbukti benar.
Fosil kotoran ini selanjutnya diharapkan juga menyingkapkan berbagai kenyataan yang menyebabkan kepunahan spesies di pulau.
"Kami berhipotesis: isolasi domba bighorn purba di pulau tidak berpenghuni ini mungkin adalah sebab kenaikan permukaan laut, ditambah berbagai faktor lain yang sering ditemukan pada populasi kecil, antara lain perkawinan sedarah, perburuan, dan banjir besar khas Meksiko Utara, lantas mengakibatkan kepunahan lokal," ungkap para peneliti yang dikepalai Benjamin Wilder, seorang kandidat Ph.D. di University of California-Riverside, dalam laporan studi.
Saat ini masih sekitar 500 individu domba bighorn yang dapat ditemukan di Pulau Tiburón. Namun populasinya berasal dari 16 domba betina dan 4 domba jantan yang berkembang biak sejak pertama kali hewan ini dibawa ke sana — sebagai percobaan reintroduksi — oleh para ahli biologi konservasi pada tahun 1975.
Wilder menyatakan harapannya bahwa temuan awal ini memicu lebih banyak studi sistematis tentang kepunahan di seluruh pulau ini dan di tempat-tempat lainnya, sebagai upaya membantu (menjadi pedoman) konservasi.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR