Nationalgeographic.co.id – Ketika berbicara tentang persoalan sampah di Indonesia, perhatian banyak orang mungkin tertuju pada sampah plastik. Padahal, ada jenis sampah lain yang juga perlu menjadi perhatian, yakni sampah makanan (food waste).
Pada 2019, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama Foreign Commonwealth Office Inggris mencatat, selama 20 tahun terakhir, Indonesia menyumbang sekitar 23-48 ton sampah makanan per tahun.
Bahkan, menurut data dari Economist Intelligence Unit, Indonesia pernah menjadi negara terbesar kedua yang menyumbang sampah makanan paling banyak di dunia pada 2016. Jumlahnya mencapai 300 kilogram (kg) per individu setiap tahun.
Ironisnya, adanya sampah makanan yang menumpuk bukan berarti Indonesia berlimpah stok pangan. Hal itu justru dapat mengancam ketahanan pangan nasional beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: Singapura Gunakan Serangga untuk Mengubah Sampah Menjadi Harta Karun
Melansir laman World Wildlife, membuang makanan sama saja dengan membuang sumber daya yang dibutuhkan untuk menanam, memproduksi, atau mengemas makanan tersebut.
Sementara itu, populasi manusia terus bertambah dan permintaan konsumsi makanan semakin tinggi. Jika kebiasaan membuang makanan tidak dihentikan, sumber daya akan terbuang lebih banyak.
Bukan hanya itu, sampah makanan yang membusuk di tempat pembuangan sampah (TPA) juga dapat menghasilkan gas metana.
Apabila kadar gas metana yang dilepaskan ke udara bebas tinggi, kadar oksigen dapat berkurang dan lapisan ozon menipis.
Baca Juga: LIPI Tawarkan Solusi untuk Masalah Limbah Masker Sekali Pakai
Gas metana juga merupakan gas rumah kaca. Seperti diketahui, efek rumah kaca dapat meningkatkan suhu bumi sehingga pemanasan global semakin parah.
Pemanasan global akan berdampak pada kondisi tanah, air, dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan manusia untuk memproduksi makanan. Karena itu, ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan bisa terancam.
Menurut laporan dari organisasi nonprofit Rethink Food Waste through Economics and Data (ReFED), memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dampak sampah makanan terhadap lingkungan dapat mencegah 7,41 juta ton emisi gas rumah kaca.
Langkah sederhana untuk mengurangi sampah makanan
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR