Tiga tahun lalu Apple dinobatkan oleh Greenpeace sebagai perusahaan teknologi yang "kotor" karena memanfaatkan energi yang tidak ramah lingkungan untuk pusat data (data center) layanan internet. Kini kondisi itu sudah berubah, Apple menjadi pemimpin inovasi "internet hijau."
Menurut laporan terbaru Greenpeace yang diterbtkan April 2014, data center Apple di tahun ini mendapat poin 100 persen untuk indeks energi bersih (clean energy index) tanpa pemanfaatan energi nuklir, batu bara, dan gas alam.
Apple mendapat nilai A untuk urusan transparansi, kebijakan, dan advokasi pada data center, serta mendapat nilai B untuk efisiensi energi. Sekitar 60 persen daya yang digunakan Apple untuk data center di Carolina Utara, berasal dari pembangkit listrik tenaga surya dan sisanya berasal dari sumber lokal yang dapat diperbarui.
"Komitmen Apple untuk energi terbarukan telah membantu menetapkan ambang baru bagi industri, menggambarkan secara sangat konkret bahwa internet terbarukan 100 persen berada dalam jangkauannya, dan menyediakan beberapa model intervensi bagi perusahaan lain yang ingin membangun internet berkelanjutan," tulis Greenpeace dalam laporannya.
Data center Apple selama ini melayani segala produknya yang berhubungan dengan internet, termasuk situs web Apple, toko konten multimedia iTunes, toko aplikasi dan game App Store, hingga layanan komputasi awan iCloud.
Setelah Apple, organisasi lingkungan hidup itu menilai Facebook dan Google patut masuk dalam kategori perusahaan internet "hijau" di tahun 2014. Meskipun, kedua perusahaan masih menggunakan energi nuklir, batu bara, dan gas alam untuk data center-nya.
Sementara itu, beberapa perusahaan internet besar lain belum bisa disebut hijau. Amazon dan Twitter tercatat sebagai pelanggar terburuk versi Greenpeace. Begitu juga dengan LinkedIn, Zynga, Vimeo, Dropbox, dan Pinterest, dinilai masih memanfaatkan "energi kotor".
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR