Dan karena kedua jenis neuron tersebut terlokalisasi di bagian tubuh cacing yang berbeda, cacing dapat mendeteksi sumber suara berdasarkan neuron mana yang diaktifkan. Perasa ini yang dapat membantu cacing untuk mendeteksi dan menghindari pemangsanya, banyak di antaranya menghasilkan suara yang dapat didengar saat berburu.
“Ini meningkatkan kemungkinan bahwa hewan tanpa telinga lainnya dengan tubuh lunak seperti cacing gelang C. elegans—seperti cacing pipih, cacing tanah, dan moluska—mungkin juga dapat merasakan suara.” tutur Xu.
Baca Juga: Invasi Cacing Ular di 15 Negara Bagian AS Bikin Para Ilmuwan Khawatir
Baca Juga: Cacing Pita 18 Meter Ditemukan dalam Perut Pria Pemakan Daging Mentah
"Berdasarkan perbedaan ini, yang ada hingga ke tingkat molekuler, kami percaya indera pendengaran mungkin telah berevolusi secara independen, beberapa kali di berbagai filum hewan yang berbeda," ujar Xu.
“Kini, melalui C. elegans, kami telah menemukan jalur lain yang berbeda untuk fungsi sensorik ini, yang menunjukkan evolusi konvergen. Ini sangat kontras dengan evolusi penglihatan, yang, seperti yang diusulkan oleh Charles Darwin, terjadi cukup awal dan mungkin hanya sekali dengan nenek moyang yang sama." pungkas Xu.
Saat ini, semua indra utama telah diamati pada C. elegans, Xu dan rekan-rekannya berencana untuk menyelidiki lebih jauh lagi mekanisme genetik dan neurobiologi yang mendorong sensasi ini.
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR