Seperti yang dilansir Tech Explorist, Michael Wong dari University of California, Berkeley, mengatakan, “Ketika saya pertama kali melihat hasilnya, saya bertanya 'Apakah ini masuk akal?' Tidak ada yang pernah melihat ini sebelumnya. Tapi ini adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan Hubble. Umur panjang Hubble dan pengamatan berkelanjutannya memungkinkan pengungkapan ini.”
Awan berwarna badai besar itu memiliki putaran yang berlawanan dengan arah jarum jam, kecepatannya bahkan melebihi 640 kilometer per jam, dan pusarannya lebih besar dari Bumi.
Bintik merah raksasa Jupiter ini telah diamati oleh manusia selama lebih dari 150 tahun. Sehingga sudah cukup membuatnya menjadi sebuah bintik merah yang legendaris.
Baca Juga: Astronom Babilonia Kuno Menggunakan Geometri untuk Melacak Jupiter
“Karena kami tidak memiliki pesawat pemburu badai di Jupiter, maka kami tidak dapat terus mengukur angin di lokasi tersebut,” jelas Amy Simon dari Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland, yang berkontribusi dalam penelitian itu.
"Hubble adalah satu-satunya teleskop yang memiliki cakupan temporal dan resolusi spasial yang dapat menangkap angin Jupiter dengan sangat detail." tambahnya.
Memang, satelit dan pesawat yang mengorbit bumi dapat melacak badai besar yang terjadi di Bumi secara real time. Sedangkan, untuk mempelajari badai yang terjadi di Jupiter yang jauh, tidaklah bisa dilakukan seperti yang dilakukan di Bumi. Perubahan kecepatan angin yang mereka ukur dengan Hubble berjumlah kurang dari 2,5 kilometer per jam per tahun Bumi.
Baca Juga: Temuan Dua Asteroid Bermateri Organik di Antara Mars dan Jupiter
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR